Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMA/SMK Jawa Tengah ditutup hari ini. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengaku menemukan sejumlah catatan yang dilakukan orang tua murid untuk memasukkan anaknya ke sekolah dalam PPDB Jateng 2020.
Ganjar datang ke kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng sekitar pukul 17.00 WIB dan penutupan pendaftaran yaitu jam 16.00 WIB. Ia langsung tanya jawab dengan petugas di posko PPDB dan juga dengan jajaran Disdikbud.
"Hari ini PPDB ditutup. Setiap hari memang saya pantau terus karena ada beberapa problem. Di antaranya SKD (Surat Keterangan Domisili) ini. Hari ini kami temukan ada 13.834 calon siswa yang mendaftar pakai SKD. 1.007 di antaranya dia beralih, itu ada indikasi kemungkinan aspal (asli tapi palsu)," kata Ganjar usai meninjau Posko PPDB, Kamis (25/6/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ganjar berharap verifikasi dan validasi data dilakukan dengan ketat. Ia juga mengaku sempat menelepon salah satu orang tua yang menggunakan SKD aspal bahkan ada juga yang memakai cara dompleng ke Kartu Keluarga (KK) kerabat yang tinggal di dekat sekolah.
"Soalnya saya kemarin sudah menemukan, saya telepon langsung orangnya dan mengakui bahwa itu salah. Maka saya minta, seluruh SKD itu dicek kebenarannya di lapangan," ujarnya.
Tonton juga video 'Ada Siswa 20 Tahun di Jakarta Daftar SMA Jalur Zonasi':
"Tekanan luar biasa, sampai Pak Wagub namanya dicatut. Alhamdulillah Pak Wagub langsung mengklarifikasi. Maka kami mohon maaf, kalau yang selama ini nitip, marah-marah karena kami tidak bisa membantu, ini semata karena sistem yang memang terbuka dan publik bisa melihat pergerakannya," jelas Ganjar.
Ia juga mengatakan sempat ada pertanyaan dari warga terkait data penerimaan yang masih bergerak meski pendaftaran ditutup. Hal itu ternyata akibat proses verifikasi yang masih berlangsung dan juga sortir pendaftar ganda.
"Ternyata pendaftaran ditutup tapi sistem masih membaca dan klarifikasi, banyak data ganda. Ada yang masukkan data kalau satu tidak lolos, daftar yang lain," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng, Jumeri, mengatakan dari dinas akan melakukan koordinasi dengan kepala sekolah. Kemudian tahap berikutnya yaitu daftar ulang dan verifikasi pada tanggal 1-8 Juli 2020.
"Karena saat verifikasi ini siswa atau orang tua siswa harus hadir membawa bukti fisik, maka kami akan atur agar tetap menggunakan protokol kesehatan. Jaga jarak, pembagian jadwal dan berbagai kebutuhan lainnya akan kami siapkan," kata Jumeri.