Jawa Tengah menempati posisi ke-4 daerah dengan jumlah penyalahgunaan narkoba terbanyak se-Indonesia tahun ini. BNNP Jateng mengungkap rata-rata penyalahguna narkoba di Jawa Tengah dalam setahun sekitar 195 ribu orang atau 1,3 persen dari total jumlah penduduk di Jateng.
"Prevalensinya 1,3 persen, nasional 1,6 persen. Karena jumlah penduduk Jateng ini 30 juta kali 1,3 persen, tinggi, nomor 4 se-Indonesia (tahun 2020), setahun sekitar 195 ribu penyalahguna," kata Kepala BNNP Jateng, Brigjen Benny Gunawan.
Hal ini disampaikan Benny kepada wartawan usai acara pemusnahan barang bukti dalam rangka Hari Anti Narkoba Internasional di halaman kantor Pemprov Jateng, Semarang, Kamis (25/6/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Acara ini dihadiri oleh Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dan Forkompimda termasuk Ketua DPRD, Kapolda Jateng, Kajati. Mereka memusnahkan barang bukti yang dikumpulkan dari berbagai satuan seperti BNNP Jateng, Polda Jateng, dan Polrestabes Semarang.
Barang bukti yang dimusnahkan yaitu 28,2 kg ganja, 141,2 gram sabu, 551 butir ekstasi, 303,18 gram tembakau sintetis, ribuan botol minuman keras dan ribuan butir psikotropika.
Tonton video 'Polisi Tangkap 8 Warga Palu Terkait Narkoba, 1 Pelaku Ditembak':
Benny memprediksi jumlah tersangka kasus peredaran narkoba yang terungkap tahun ini akan meningkat dibandingkan tahun lalu. Sebab, lanjut Benny, BNNP Jateng menangkap 57 tersangka selama tahun 2019, sedangkan selama 6 bulan pada tahun 2020 ini, sudah ada 25 tersangka yang diamankan.
"Jadi masih ada waktu sampai Desember masih cukup jauh, akan ada peningkatan," jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ganjar menegaskan akan bekerja sama dengan sejumlah pihak untuk memperketat pintu masuk Jateng seperti pelabuhan, bandara dan lainnya. Selain itu Ganjar ingin jalan tol juga diperketat.
"Pintu-pintu diperketat. Info terakhir pelabuhan dan bandara, pelabuhan tikus. Ini jadi perhatian jalan tol, perlu (dijaga) di sana," kata Ganjar.