Aktivis Buruh Migran Hingga Pejabat Istana Akan Tampil 'Membaca Wiji Thukul'

Aktivis Buruh Migran Hingga Pejabat Istana Akan Tampil 'Membaca Wiji Thukul'

Tim detikcom - detikNews
Selasa, 16 Jun 2020 15:15 WIB
Membaca Wiji Thukul
(Foto: Dok. Panitia Acara)
Yogyakarta -

Pembacaan puisi-puisi karya penyair Wiji Thukul akan digelar nanti malam secara online. Pembacaan puisi karya penyair asal Solo tersebut akan dilakukan oleh sejumlah tokoh lintas profesi. Ada artis, penulis buku, pejabat, penggerak sastra migran hingga politisi eks menteri.

Sesuai rilis yang diterima detikcom dari penyelenggara acara, pentas virtual ini akan diadakan pada Selasa (16/6/2020) dimulai pukul 20.00 WIB. Bagi yang tertarik untuk menyimak dapat mendaftarkan diri di bit.ly/pembacaanpuisi atau menyaksikan siaran langsungnya di Youtube Channel: Sastra Migran.

Pembacaan puisi-puisi karya penyair yang punya nama lengkap Wiji Thukul Wijaya tersebut akan dibawakan oleh Gunawan Maryanto (pemeran Wiji Thukul dalam film 'Istirahatlah Kata-kata'), Marissa Anita (pemeran Sipon/istri Thukul dalam film 'Istirahatlah Kata-kata'), Laura Muljadi Nera Fala (model), Joss Wibisono (penulis buku tinggal di Amsterdam), Kalis Mardiasih (penulis).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pembaca puisi lainnya adalah Hanif Dhakiri (Menteri Ketenagakerjaan RI 2014-2019), Jaleswari Pramudyawardhani (Deputi V Kantor Staf Presiden), Yacinta Kurniasih (dosen Bahasa Indonesia di Monash University Melbourne), dan lain-lainnya.

Akan ikut pula tampil membaca karya Thukul adalah Maria Boniok, penggerak Sastra Migran. Sastra Migran adalah inisiatif kolektif dari Pekerja Migran Indonesia di berbagai negara, eks-migran, aktivis dan pegiat isu yang mencintai sastra dan ingin menghidupkan kembali sastra pekerja migran.

ADVERTISEMENT

Penggagas acara yang juga adik kandung Wiji Thukul, Wahyu Susilo, mengatakan bahwa bagi Thukul, puisi bukan hanya menjadi ekspresi, tetapi juga medium perlawanan di tengah keadaan yang menyengsarakan kemanusiaan. "Hari ini kita juga masih melawan, pandemi dan lainnya," ujar Wahyu Susilo dalam keterangan tertulisnya kepada detikcom.

Wahyu menyontohkan kumpulan karya-karya Thukul, 'Nyanyian Akar Rumput' yan menurutnya tidak hanya bernyanyi untuk orang-orang biasa. Tulisan Thukul disebutnya mampu menebus rindu mereka yang jauh dari kampung halaman atau kemanusiaan.

"Membaca puisi-puisi karya Thukul bukan hanya menolak lupa, tetapi juga menjiwai spiritnya yang masih relevan hingga saat ini," pungkas Wahyu.

Halaman 2 dari 2
(mbr/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads