DPRD Banjarnegara Soroti Pengadaan Kalender Senilai Rp 2,1 Miliar

DPRD Banjarnegara Soroti Pengadaan Kalender Senilai Rp 2,1 Miliar

Uje Hartono - detikNews
Jumat, 05 Jun 2020 23:07 WIB
Kepala DKK Banjarnegara menunjukkan kalender, Jumat (5/6/2020)..
Kepala DKK Banjarnegara menunjukkan kalender yang disorot DPRD setempat, Jumat (5/6/2020). (Foto: UjeΒ Hartono/detikcom)
Banjarnegara -

DPRD Kabupaten Banjarnegara mempertanyakan pengadaan kalender dengan anggaran yang dinilai fantastis. Jumlah anggaran untuk pengadaan kalender disebut mencapai Rp 2,1 miliar.

"Hari ini kami DPRD Banjarnegara memanggil pihak Dinas Kesehatan mulai staf, kabid hingga kepala dinas. Selain itu juga beberapa Puskesmas di Banjarnegara. Tujuannya adalah untuk menggali informasi terkait pengadaan kalender," kata Ketua DPRD Banjarnegara Ismawan Setya Handoko kepada wartawan usai rapat di ruang Badan Anggaran, Jumat (5/6/2020).

Dalam kalender tersebut, terdapat sosialisasi program kesehatan termasuk pencegahan virus Corona atau COVID-19. Selain itu, juga terdapat nomor layanan penting terkait pelayanan kesehatan di Banjarnegara. Pada kalender ini juga dimulai bulan April 2020 sampai Maret 2021.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam rapat yang dilakukan secara tertutup, DPRD Banjarnegara memanggil pihak Dinas Kesehatan setempat dan sejumlah Puskesmas secara bergantian.

Ismawan mengatakan, rapat klarifikasi ini dilakukan untuk menindaklanjuti audiensi antara DPRD Banjarnegara dengan beberapa kepala Puskesmas pada Selasa (2/6) lalu. Dalam audiensi itu, kepala Puskesmas menyampaikan kejanggalan terkait pengadaan kalender.

ADVERTISEMENT

"Ini untuk menindaklanjuti audiensi dengan 20 kepala Puskesmas Banjarnegara pada hari Selasa (2/6) kemarin. Mereka ingin bertemu dengan kami untuk menyampaikan beberapa hal kaitannya janggal dengan pengadaan kalender yang nilainya fantastis mencapai Rp 2,1 miliar. Sehingga mereka meminta bantuan kepada kami, tentunya mereka bisa jadi bersalah karena kesalahan prosedur yang sebenarnya versi mereka karena mereka tidak tahu," ujarnya.

DPRD Banjarnegara juga mempertanyakan administrasi kelengkapan syarat-syarat pengadaan kalender tersebut. Lantaran beberapa kelengkapan administrasi kurang lengkap namun kalender tersebut sudah ada.

"Yang kami garis bawahi bahwa kami sudah berkunjung ke rekanan, kaitannya administrasi kelengkapan syarat-syarat pengadaan yang kurang lengkap. Surat pesanan ada yang belum diterima rekanan, dan beberapa Puskesmas juga belum membuat itu. Bagaimana ceritanya ketika itu belum dibuat barang sudah ada dan sudah didistribusikan," kata dia.

Ismawan menyebutkan, berdasarkan hasil rapat klarifikasi harga tiap kalender per Puskesmas beragam. Mulai Rp 8 ribu hingga Rp 9 ribu per kalender tergantung jumlah pesanan.

"Per kalender harganya berbeda-beda karena setiap puskesmas jumlah pesannya berbeda. Kalau banyak harganya lebih murah. Kalau dirata-rata antara Rp 8 ribu sampai Rp 9 ribu per kalender," jelasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Banjarnegara Ahmad Setiawan mengatakan, kalender tersebut menggunakan dana bantuan biaya operasional kesehatan untuk Puskesmas tahun 2020. Pengadaan tersebut merupakan dari tiap-tiap Puskesmas.

"Pengadaan semua dari Puskesmas yang didanai dari dana BOK. Jadi perkembangannya bahwa dalam suasana kita butuh masyarakat tahu, misalnya nomor bidan desa. Apalagi arahan ke depan kalau benar jadi new normal kita harus punya kontak orang terdekat terutama bidang kesehatan," kata dia.

Ia menyampaikan, sasaran penerima kalender adalah setiap rumah tangga yang ada di Banjarnegara. Media promosi ini dinilai lebih bisa dilihat masyarakat dibanding poster, leaflet dan lainnya.

"Aku tidak bisa ngomong ini kalender kenapa, supaya yang bisa dilihat masyarakat apa? Poster tidak pernah ditempel, dulu pernah membuat, juga leaflet. Tujuannya nomor-nomor penting dan pelayanan kesehatan tiap Puskesmas," jelasnya.

Halaman 2 dari 2
(rih/rih)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads