Ada Pandemi, Tradisi Bakdo Sapi di Boyolali Tanpa Arak-arakan

Ada Pandemi, Tradisi Bakdo Sapi di Boyolali Tanpa Arak-arakan

Ragil Ajiyanto - detikNews
Minggu, 31 Mei 2020 14:28 WIB
Warga menggembala ternak sapinya keliling kampung dalam tradisi syawalan Bakdo Sapi di Boyolali, Minggu (31/5/2020).
Warga menggembala ternak sapinya keliling kampung dalam tradisi syawalan Bakdo Sapi di Boyolali, Minggu (31/5/2020). (Foto: Ragil Ajiyanto/detikcom)
Boyolali -

Tradisi arak-arakan sapi dalam perayaan syawalan di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah sementara ditiadakan karena pandemi virus Corona (COVID-19). Namun sebagian masyarakat di lereng Gunung Merapi sisi timur tetap ada yang membawa sapinya keliling kampung.

Tradisi angon sapi selalu dilakukan warga di RW 04, Dukuh Mlambong, Rejosari dan Gedongsari, Desa Sruni. Tradisi ini dilaksanakan setiap tahun sekali, digelar di akhir perayaan Lebaran atau H+7 Lebaran. Bertepatan dengan kupatan atau syawalan. Oleh masyarakat setempat juga biasa disebut bakdo kupat dan bakdo sapi.

Namun karena saat ini sedang ada pandemi Corona, maka perayaan syawalan dengan tradisi arak-arakan sapi tersebut sementara tidak dilaksanakan. Tetapi jika ada masyarakat yang ingin mengeluarkan hewan ternaknya secara pribadi dipersilakan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Warga menggembala ternak sapinya keliling kampung dalam tradisi syawalan Bakdo Sapi di Boyolali, Minggu (31/5/2020).Warga menggembala ternak sapinya keliling kampung dalam tradisi syawalan Bakdo Sapi di Boyolali, Minggu (31/5/2020). Foto: Ragil Ajiyanto/detikcom

"Sebagian warga memang ada yang tetap membawa ternak sapinya keliling kampung dalam syawalan kali ini. Karena ini sudah menjadi tradisi turun-temurun dan terkait kepercayaan warga. Namun untuk perayaan dan arak-arakan sapi dalam jumlah besar memang sementara ditiadakan, karena sedang terjadi pandemi COVID-19," kata warga setempat, Jupri, Minggu (31/5/2020).

Warga lainnya, Suwarnu, menambahkan tradisi bakdo sapi tahun ini memang tidak seperti tahun lalu, karena sedang ada wabah virus Corona. Warga tetap menggelar kupatan di lingkungannya masing-masing secara sederhana.

ADVERTISEMENT

"Tidak ada perayaan seperti tahun kemarin, tapi kali ini dilakukan secara sederhana saja," ujarnya.

Tahun lalu, perayaan tradisi syawalan atau bakdo sapi di wilayah ini berlangsung meriah. Ratusan ekor sapi milik warga diarak keliling kampung secara bersama-sama. Warga juga membawa gunungan ketupat.

Sebelum membawa sapinya keliling kampung, warga menggelar kenduri ketupat 4 RT jadi satu. Tradisi khas Boyolali itu pun menyedot perhatian warga, tak hanya warga setempat dan sekitarnya, tetapi juga dari luar daerah.

Sebelumnya, tradisi arak-arakan sapi di Boyolali menyambut bulan Syawal tahun ini ditiadakan. Hal ini dilakukan untuk menghindari kerumunan di masa pandemi virus Corona atau COVID-19.

"Karena sekarang sedang ada wabah COVID-19, kita ikuti instruksi Pemerintah untuk menghindari kerumunan. Maka tradisi arak-arakan sapi dalam Syawalan Minggu (31/5) besok ditiadakan dulu," kata Ketua RW 04 Desa Sruni, Kecamatan Musuk, Boyolali, Hadi Sutarno kepada wartawan di Boyolali, Jumat (28/5).

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads