Tradisi arak-arakan sapi dalam perayaan syawalan di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah sementara ditiadakan karena pandemi virus Corona (COVID-19). Namun sebagian masyarakat di lereng Gunung Merapi sisi timur tetap ada yang membawa sapinya keliling kampung.
Tradisi angon sapi selalu dilakukan warga di RW 04, Dukuh Mlambong, Rejosari dan Gedongsari, Desa Sruni. Tradisi ini dilaksanakan setiap tahun sekali, digelar di akhir perayaan Lebaran atau H+7 Lebaran. Bertepatan dengan kupatan atau syawalan. Oleh masyarakat setempat juga biasa disebut bakdo kupat dan bakdo sapi.
Namun karena saat ini sedang ada pandemi Corona, maka perayaan syawalan dengan tradisi arak-arakan sapi tersebut sementara tidak dilaksanakan. Tetapi jika ada masyarakat yang ingin mengeluarkan hewan ternaknya secara pribadi dipersilakan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Sebagian warga memang ada yang tetap membawa ternak sapinya keliling kampung dalam syawalan kali ini. Karena ini sudah menjadi tradisi turun-temurun dan terkait kepercayaan warga. Namun untuk perayaan dan arak-arakan sapi dalam jumlah besar memang sementara ditiadakan, karena sedang terjadi pandemi COVID-19," kata warga setempat, Jupri, Minggu (31/5/2020).
Warga lainnya, Suwarnu, menambahkan tradisi bakdo sapi tahun ini memang tidak seperti tahun lalu, karena sedang ada wabah virus Corona. Warga tetap menggelar kupatan di lingkungannya masing-masing secara sederhana.
"Tidak ada perayaan seperti tahun kemarin, tapi kali ini dilakukan secara sederhana saja," ujarnya.