Duduk Perkara di Balik Petugas Medis Corona Sragen Diancam Via WA

Duduk Perkara di Balik Petugas Medis Corona Sragen Diancam Via WA

Andika Tarmy - detikNews
Minggu, 31 Mei 2020 14:02 WIB
Poster
Ilustrasi. Foto: Edi Wahyono
Sragen -

Kepala UPTD Puskesmas Kedawung, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah Windu Nugroho menjelaskan kronologi penanganan pasien positif virus Corona (COVID-19) yang berujung ancaman via WhatsApp (WA) kepada salah satu staf tenaga medisnya. Pihaknya menjamin seluruh penanganan dilakukan sesuai prosedur, sehingga dirinya juga belum mengetahui secara pasti apa yang mendasari dikirimnya ancaman tersebut.

"Jadi ceritanya di wilayah kami ada satu keluarga yang anak-anaknya baru pulang dari luar daerah. Karena ketiganya terkait dengan salah satu klaster yang banyak pasien positif COVID-19, otomatis kita karantina mandiri di rumah," ujar Windu dihubungi detikcom, Minggu (31/5/2020).

Windu melanjutkan, dari hasil rapid test yang dilakukan pihak puskesmas, ketiganya dinyatakan reaktif. Mengetahui hasil tersebut, petugas kemudian melakukan tes swab, yang berujung satu orang dinyatakan positif terpapar Corona. Petugas pun kemudian berupaya melakukan karantina terhadap pasien positif tersebut di gedung Sasana Manggala Sukowati (SMS), yang memang dijadikan lokasi karantina terhadap pasien positif Corona tanpa gejala atau orang tanpa gejala (OTG) oleh Pemkab Sragen.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Awalnya susah, nggak mau. Terus kita pendekatan akhirnya mau, tapi minta jangan dijemput di rumah. Akhirnya malam-malam kita turuti janjian di jalan, kita antar ke gedung SMS," terang Windu.

Setelah itu, lanjutnya, diketahui ternyata pasien positif tersebut masih sempat melakukan ibadah di masjid setempat sebelum dijemput petugas. Akhirnya petugas melakukan contact tracing, diperoleh ada 18 orang yang diperkirakan melakukan kontak dengan pasien positif tadi.

ADVERTISEMENT

"Itupun informasi dari Satgas COVID-19 Desa karena (pasien) yang positif ini tidak mau memberikan keterangan. 18 orang kita rapid, hasilnya non reaktif semua," imbuh Windu.

Pihaknya melanjutkan, usai melakukan karantina terhadap pasien positif ke gedung SMS dan merampungkan tracing untuk memastikan tidak ada penularan baru, sebenarnya tugas para tenaga medis sudah selesai.

Namun Jumat (29/5) pagi, salah satu tenaga medis perempuan justru mendapatkan intimidasi berupa ancaman via WA.

"Kita juga bingung, wong kita saja bekerja dengan penuh risiko sekian lama dari Februari, kok tiba-tiba ada ancaman seperti itu," kata Windu.

Pihaknya menyesalkan bentuk ancaman seperti ini, karena semua prosedur penanganan yang dilakukan petugas sudah sesuai aturan. Windu khawatir intimidasi ini berimbas pada psikologis para petugas medis.

"Itu kan melemahkan kita. Ini kan Corona juga belum selesai, dampaknya kalau kita nyuruh-nyuruh lagi pasti mereka (tenaga medis) juga pada takut kalau diancam seperti ini. Padahal kita kan juga rawan, kita ada tiga positif satu wilayah," papar Windu.

Pihaknya berharap ada perlindungan kepada tenaga medis yang mendapatkan bentuk intimidasi seperti ini. Karena jika hal ini dibiarkan, pihaknya khawatir kejadian serupa akan menimpa tenaga medis lain yang sedang berjibaku melawan pandemi Corona.

"Menurut saya itu bukan ancaman terhadap satu perseorangan. Nanti kalau itu dibiarkan bisa jadi dia juga ngancam saya, ngancam teman-teman yang lain, kan seperti itu. Harusnya ada perlindungan, kita bekerja sudah berisiko, sudah waswas terus, tapi kok malah diancam," keluhnya.

Windu mengaku tidak tahu secara pasti siapa pengirim ancaman melalui WA tersebut. Pihaknya mengaku sudah membuat aduan dan menyerahkan prosesnya kepada aparat penegak hukum.

"Kita nggak tahu (pelakunya), dia menyebut di WA sebagai koordinator wilayah Sragen. Kita sudah buat aduan resmi ke polsek. Kita nggak menuntut apa-apa sebetulnya. Cuma biar dia dipanggil di kepolisian ditanyai kenapa (berbuat) seperti itu, agar tidak diulangi," pungkas Windu.

Diberitakan sebelumnya, seorang petugas medis perempuan di Kecamatan Kedawung, Sragen dikabarkan mendapatkan intimidasi saat melakukan pelayanan terhadap salah satu pasien terkonfirmasi virus Corona (COVID-19) di wilayah tersebut. Pelaku melakukan intimidasi dengan kata-kata bernada ancaman yang dikirim melalui pesan singkat WhatsApp (WA) kepada petugas medis tersebut.

Pihak kecamatan, Pemkab Sragen hingga polisi turun tangan terkait kasus tersebut.

"Baru aduan, belum laporan resmi. Saat ini sedang kita dalami," ujar Kapolsek Kedawung Iptu Sutomo, Sabtu (30/5/2020).

Halaman 2 dari 2
(rih/rih)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads