Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Sleman cukup tinggi. Sejak Januari 2020 hingga bulan Mei ini, tercatat 484 kasus DBD di Sleman.
"Kasus DBD di Sleman ada 484 kasus dari Januari sampai 27 Mei 2020," kata Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Sleman, Dulzaini kepada detikcom melalui pesan singkat, Kamis (28/5/2020).
Dia menjelaskan dari ratusan kasus itu, satu di antaranya meninggal dunia. Menurut Dulzaini, kasus DBD di Sleman berpotensi bertambah mengingat cuaca saat ini masih hujan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada satu orang yang meninggal. Kasus DBD di Sleman juga meningkat karena faktor hujan yang sampai sekarang masih berlangsung, kemudian dengan adanya pandemi COVID-19," jelasnya.
"Adanya pandemi COVID-19 ini turut berpengaruh terhadap pelayanan kesehatan untuk penyakit lain juga, terutama untuk DBD," lanjutnya.
Kasus DBD, kata dia, juga mengalami pergeseran. Yakni pusat penyebaran kasus DBD bukan lagi di daerah perkotaan, tapi sekarang berada di daerah pinggiran.
"Memang ada pergeseran lokasi penyebaran. Biasanya di perkotaan tapi saat ini yang paling tinggi ada di Kecamatan Prambanan, Godean dan Gamping," ungkapnya.
Guna menekan kasus DBD, dia mengimbau masyarakat agar tetap melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan melakukan gerakan masyarakat sehat (Germas).
"Segera periksa ke fasilitas layanan kesehatan bila ada gejala panas. Laksanakan gerakan satu rumah satu jumantik. Tetap melaksanakan instruksi dalam rangka pencegahan DBD dan COVID-19," pintanya.