Dia menyebut pengerjaan patung Didi Kempot ini juga melibatkan seniman patung. Untuk pengerjaannya dia mulai sejak beberapa hari yang lalu.
"Puasa masuk minggu kedua itu baru mulai dikerjakan, Insyaallah habis Lebaran selesai. Terus kalau tidak ada halangan bisa sampai ke pihak keluarga pas 40 hari meninggalnya pak Didi Kempot," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rinto juga sudah berkomunikasi dengan pihak keluarga terkait penyerahan patung tersebut. Selain itu, dia juga meminta izin untuk melelang satu patung sebagai bentuk penggalangan dana.
"Sudah (komunikasi dengan pihak keluarga), intinya kami mau ngasih patung ini sebagai kenang-kenangan dari saya sebagai penggemar. Untuk mbak Yan Velia sudah mengetahui, tapi yang istri pertama kami belum bisa menghubungi," katanya.
"Untuk yang masalah lelang juga sudah mandapat izin dari keluarga Didi Kempot. Katanya kalau untuk kepentingan sosial tidak apa-apa," imbuh Rinto.
Rinto mengaku mendapatkan support dana dari rekan-rekannya khususnya yang juga menggemari Didi Kempot. Sebab, untuk menyelesaikan satu patung Didi Kempot itu membutuhkan dana yang tak sedikit.
"Pengerjaan ide dari saya, tapi ya support teman-teman juga, ada yang bantu tenaga, ada yang biaya, gitu. Karena finishing akhirnya ini (patung) fiber glass, kalau dinilai ya sekitar Rp 125 jutaan satu unitnya, itu kalo pesanan umum segitu," ucapnya.
Dia menjelaskan, patung fiberglass itu berjenis modeling. Di mana pengerjaan patung dengan jenis modeling memakan waktu sekitar tiga minggu dan apabila menggunakan bahan fiberglass pengerjaannya bisa bertambah seminggu hingga 10 hari.
"Untuk teknis patung, patung ini potret setengah badan dengan ukuran 54 sentimeter karena sesuai dengan umur beliau saat meninggal kemarin, sedangkan untuk lebar patung sekitar 40 sentimeter," ucapnya.
![]() |
Rinto mengaku tidak mempermasalahkan soal duit yang dia habiskan untuk membuat patung pria yang dijuluki 'The Godfather of Broken Heart' itu. Dia melihat patung itu sebagai kenang-kenangan dari penggemar ke idolanya.
"Saya penggemar dari dulu, dan ini (patung) sebagai kenang-kenangan dari penggemar untuk mengenang Pak Didi Kempot. Selain itu, patung ini juga sebagai tandha tresna (tanda cinta) lah," katanya.
Sementara itu, salah satu seniman yang mengerjakan patung Didi Kempot yakni, Musahid (45) mengatakan bahwa untuk pengerjaan patung harus menyesuaikan suasana hati. Menurut Musahid, hal itu agar hasil akhir patung maksimal. Pengerjaan patung sendiri saat ini masih berupa memahat tanah liat sebagai cetakan patung. Dia mengaku sampai saat ini telah menghabiskan 30 kilogram tanah liat.
"Kalau misal mood ya bisa sampe sore (pengerjaan patung), terus malamnya dikerjakan lagi. Tapi kalau pas moodnya jelek paling hanya 1-2 jam dan dilanjut besok," cetusnya.
"Biasanya mood saya rusak kalau sudah dikejar-kejar terus, itu bikin bingung," lanjutnya.
Pria yang sudah memahat patung sejak tahun 2000 ini mengaku sebagai penggemar Didi Kempot. Karena itu, dia merasa harus maksimal dalam mengerjakan patung tersebut semirip mungkin.
"Saya pribadi juga pengemar, karena itu membuat patung beliau ini jadi beban sekaligus senang sekali buat saya. Apalagi beliau adalah figur yang sangat dikenal," katanya.
Musahid menuturkan pengerjaan patung itu sudah hampir selesai dan tinggal menyempurnakan saja. Namun, jika pihak keluarga menilai patung masih kurang mirip maka dia akan merevisinya.
"Ini masih menjelang (selesai), saat ini masih proses penyempurnaan. Terus setelah selesai nanti harus ditanyakan ke keluarga (Didi Kempot) sudah mirip atau belum, kalau misal belum ya harus revisi," ucap Musahid.
(ams/sip)