Rapid test massal klaster Indogrosir Sleman pada hari ketiga atau hari terakhir selesai dilakukan. Tercatat pada hari terakhir ini ada 339 orang yang ikut rapid test dengan hasil 13 orang reaktif.
"Rapid test massal hari terakhir ini diikuti 339 orang dengan hasil 13 orang reaktif," kata Kepala Dinas Kesehatan Sleman Joko Hastaryo melalui pesan singkat kepada wartawan, Kamis (14/5/2020).
Selama tiga hari pelaksanaan di GOR Pangukan, sebanyak 1.226 orang mengikuti rapid test dari total 1.422 pendaftar. Hasilnya, total ada 52 orang yang reaktif.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sampai saat ini ada 52 orang yang reaktif selanjutnya dibawa ke Asrama Haji Yogyakarta untuk karantina. Setelah ini segera dilakukan swab test," jelasnya.
"Ada yang reaktif itu sudah kami perkirakan, tapi dari sisi jumlah atau persentase tidak sebanyak yang kami prediksi. Tapi nanti kami masih menunggu hasil swab test-nya," lanjutnya.
Lebih lanjut Joko mengatakan belum semua warga yang reaktif melakukan isolasi di Asrama Haji. Beberapa meminta isolasi mandiri. Untuk jumlah di Asrama Haji terdapat 33 penghuni.
"Sebanyak 33 orang penghuni. Ada yang melakukan karantina mandiri karena pertimbangan tertentu, ya terpaksa kami perbolehkan tapi dengan syarat ada yang menjamin mereka melakukan isolasi dengan benar," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, Pemkab Sleman melakukan penelusuran terhadap klaster Indogrosir setelah ada karyawan pusat perbelanjaan itu yang positif Corona. Para pengunjung Indogrosir Sleman pada 19 April hingga 4 Mei lalu diminta menjalani rapid test.
Berdasar dari akun resmi media sosial Pemkab Sleman, sebanyak 1.422 pengunjung Indogrosir mendaftar rapid test. Terdiri dari 894 perempuan dan 528 laki-laki. Rentang usia yang menjalani rapid test yakni di bawah 17 tahun ada 52 orang, 17-30 tahun ada 471 orang, 30-49 tahun ada 884 orang, 50-60 tahun ada 304 orang dan di atas 60 tahun terdapat 78 orang.