Lewat 'Ngrabuk Nyawa', Seniman Solo Sampaikan Pesan Hadapi Pandemi

Lewat 'Ngrabuk Nyawa', Seniman Solo Sampaikan Pesan Hadapi Pandemi

Bayu Ardi Isnanto - detikNews
Rabu, 13 Mei 2020 22:38 WIB
Pentas Ngamen Onlen: Ngrabuk Nyawa, para seniman Solo, 13/5/2020
Pentas Ngamen Onlen: Ngrabuk Nyawa, Rabu (13/5/2020). (Foto: Bayu Ardi Isnanto/detikcom)
Solo -

'Pentas Ngamen Onlen: Ngrabuk Nyawa' sukses digelar oleh komunitas seniman Rumah Banjarsari Solo. Melalui karya yang cukup singkat, mereka membawa pesan eksplisit dalam menghadapi dampak virus Corona (COVID-19).

Komposer musik Gondrong Gunarto secara khusus memilih tiga karyanya untuk dipentaskan dengan tajuk 'Ngrabuk Nyawa'. Ketiganya memiliki pesan yang pas jika dikaitkan dengan situasi tidak menentu seperti saat ini.

"Karya pertama, 'Salju' dibuat tahun 2014, isinya kaya orang depresi. Tapi bagaimana pun, orang nggak boleh diam, kalau nggak bisa berlari, jalan. Kalau nggak bisa jalan, merangkak. Yang pasti bergerak," kata Gunarto usai pentas, Rabu (13/5/2020) malam.

Karya kedua ialah 'Lebur'. Merupakan karya yang baru, karena dibuat pada akhir 2019. Pesannya ialah apapun masalahnya, pasti ada solusi.

"Ketiga adalah karya yang sudah lama, 1990-an, judulnya 'Dukkha'. Isinya tentang penderitaan yang selalu dialami manusia. Kita harus bisa merangkul penderitaan itu supaya hidup kita bisa menuju kesempurnaan," ujar Gunarto.


Tiga karya itu memiliki nuansa kontemplatif. Paduan musik dan eksplorasi gerakan penari menjadikan pentas malam ini menjadi terasa sakral.

Beberapa seniman yang turut serta dalam pentas tersebut ialah Tutut Tutty, koreografer yang juga menjadi penyanyi utama. Kemudian ada Gempil Rano Prasetyo, Agus Pras Ireng, Adam Lanu Guana, Gembyang Abad Enggal, Sigit Pratama, Daeng Misbach, Danang Pamungkas dan Dewi Galuh Sinta Sari.

'Pentas Ngamen Onlen: Ngrabuk Nyawa', para seniman Solo, 13/5/2020'Pentas Ngamen Onlen: Ngrabuk Nyawa' (Foto: Bayu Ardi Isnanto/detikcom)

Adapun pentas 'Ngrabuk Nyawa' ini adalah eksperimen komunitas Rumah Banjarsari yang terdampak pandemi COVID-19. Mereka sudah tidak dapat menggelar seni pertunjukan yang merupakan sumber penghasilan mereka.

"Kita buka donasi, tapi kita tidak menargetkan itu. Rencananya 20 persen akan kita masukkan ke lumbung pangan kami, 80 persen untuk biaya produksi," tutupnya.

Halaman 2 dari 2
(mbr/rih)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads