Insan seni pertunjukan menjadi salah satu masyarakat yang terdampak pandemi COVID-19. Di Solo, para seniman dalam komunitas Rumah Banjarsari berswadaya membuat lumbung pangan sebagai antisipasi jika wabah masih berlangsung dalam jangka waktu lama.
Di masa seperti ini, banyak seniman yang terpaksa beristirahat. Tak ada lagi konser hingga hajatan yang menghadirkan panggung hiburan karena adanya larangan pengumpulan massa.
Direktur Rumah Banjarsari, Zen Zulkarnaen, mengatakan lumbung pangan merupakan salah satu solusi agar anggota komunitasnya bisa bertahan diterpa dampak COVID-19.
"Kita bikin gerakan Lumbung Solidaritas dengan mengumpulkan bahan makanan. kalau teman-teman butuh, didistribusikan," ujar Zul saat ditemui di Rumah Banjarsari Solo, Selasa (12/5/2020) malam.
Bahan makanan yang dikumpulkan di lumbung pangan, kata dia, bisa dikumpulkan dari banyak sumber. Bahan pangan hanya didistribusikan bagi anggota komunitas.
"Seperti lumbung desa ya hanya untuk mencukupi masyarakat desa itu. Kita juga sama. Tapi saat kita berlebih juga bisa mendistribusikan kepada orang lain, namun tidak secara acak," ujar dia.
Sementara itu, salah satu seniman Rumah Banjarsari, Gondrong Gunarto, membenarkan bahwa banyak anggota komunitas yang tak lagi mendapatkan penghasilan di masa sulit ini. Dia pun menceritakan banyak jadwalnya pentas harus ditunda, bahkan dipastikan batal.
"Bulan Juni ini saya ada jadwal di Prancis, tampil dengan Ghost Gamelan. Tapi batal karena di sana lockdown," ujar komposer musik itu.
Mereka pun saat ini sedang bereksperimen menggelar konser musik via daring dengan membuka donasi. Dana yang diperoleh akan digunakan untuk biaya produksi dan sebagian untuk lumbung pangan.
"Nanti 20 persen untuk lumbung pangan, 80 persen untuk biaya produksi dan honor pemain dan kru," tutupnya.