Lebih lanjut, selama ini Nazaruddin mengaku menjadi salah satu politisi PAN yang vokal. Menurutnya yang dia suarakan selama ini merupakan kritik terhadap DPP.
"Selama ini yang saya suarakan adalah kritik kepada DPP. Apakah berbeda pendapat itu merupakan pelanggaran terhadap aturan partai?" ucapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia pun kembali menegaskan jika pilihannya saat ini bukan karena baper kongres. Dia menyebut berbeda pilihan bukan berarti baper.
"Kalau toh nanti harus berpisah jalan, itu karena perbedaan prinsip dalam perjuangan. Bukan karena baper kongres. Narasi para penjilat di PAN justru yang baper kongres," paparnya.
Para konstituen partai berlambang matahari itu, kata dia, ketika memilih PAN tidak menghendaki PAN bergabung dan menjadi bagian dari rezim.
"Apa yang saya suarakan adalah suara mayoritas konstituen PAN DIY," tuturnya.
Sebelumnya, mundurnya Hanafi Rais dari PAN memunculkan sinyal akan adanya partai baru. Wakil Bendahara Umum DPP PAN Rizki Aljupri menyebut orang yang akan bergabung pada partai baru tersebut merupakan sekelompok orang yang tak dapat menerima kekalahan di Kongres Kendari.
"Melihat pemetaan individu yang menyatakan akan bergabung dengan partai baru bentukan Amien Rais, DPP PAN menilai ini tidak lebih dari sekelompok orang yang tidak dapat menerima kekalahan karena jagoan mereka kalah dalam Kongres PAN di Kendari," ujar ujar Rizki dalam keterangan tertulisnya, Minggu (10/5).
Rizki yang juga merupakan Ketua Fraksi PAN DPRD Kota Tegal menilai, saat ini PAN justru bersyukur dengan keluarnya beberapa orang tersebut. Menurutnya, hal ini membuat PAN terbebas dari orang dengan karakter sengkuni.
"Kami justru bersyukur, karena saat ini PAN dapat lepas dari orang-orang yang memiliki karakter sengkuni," kata Rizki.
(ams/sip)