Cerita Pemudik yang Mulai Huni Tempat Karantina di Purwokerto

Cerita Pemudik yang Mulai Huni Tempat Karantina di Purwokerto

Arbi Anugrah - detikNews
Rabu, 29 Apr 2020 03:22 WIB
Poster
Ilustrasi. Foto: Edi Wahyono
Banyumas -

Lokasi karantina massal di Gelanggang Olahraga (GOR) Satria, Kota Purwokerto, Kabupaten Banyumas mulai terisi. Tercatat enam orang pemudik mulai mengisi lapangan futsal yang diubah menjadi tempat karantina itu.

Salah satunya adalah pemudik dari Jakarta, Imam Maulana. Dia datang pada Jumat (24/4) lalu ke kampung halamannya di Desa Kedungrandu, Kecamatan Patikraja. Imam mengaku langsung melaporkan kedatangannya ke pihak RT setempat.

Saat melaporkan diri tersebut, dia lebih memilih mengikuti karantina massal yang disiapkan Pemkab Banyumas. Meskipun dirinya telah ditawarkan untuk karantina mandiri di rumah oleh ketua RT.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tadinya cuma ditawari karantina suruh di rumah saja sama Ketua RT. Cuma lebih baiknya ngalah dulu, karantina dulu. Dibanding di lingkungan sendiri, ditakutin orang, diomongin orang. Apalagi punya keponakan yang masih kecil," kata Imam kepada wartawan, Selasa (28/4/2020).

Lokasi karantina di GOR Satria Purwokerto, Banyumas, Selasa (28/4/2020).Lokasi karantina di GOR Satria Purwokerto, Banyumas, Selasa (28/4/2020). Foto: Istimewa

Pria yang mengaku bekerja di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat itu dengan mengendarai sepeda motornya sendiri sengaja mendatangi GOR Satria pada Selasa (28/4) pagi. Dia pun meminta kepada petugas yang berjaga untuk dapat dikarantina.

ADVERTISEMENT

"Suasana di sini (tempat karantina) masih sepi. Seenggaknya masih lumayanlah dibanding di rumah semakin sepi. Soal mental, siap nggak siap saya siaplah," ujarnya.

Sementara salah satu pemudik lainnya, Ristiani (43) warga Kelurahan Bobosan, Kecamatan Purwokerto Utara merupakan penghuni pertama yang menempati ruang karantina massal di GOR Satria mulai Senin (27/4) malam.

Ristiani yang pulang dari Bekasi dan sempat mengunjungi beberapa keluarganya ini dijemput petugas untuk dipindahkan ke lokasi karantina massal.

"Awalnya saya ke Bekasi, 10 Maret lalu. Terus pulang ke tempat adik di Desa Kalicupak, Kecamatan Sokaraja. Niatnya main ke tempat bulik di Bobosan. Sempat numpang juga di tempat teman empat hari di Kelurahan Kober. Terus kembali ke Bobosan, malamnya di datangi kelurahan, warga tidak mau saya menginap di situ, jadi langsung di antar ke sini (GOR Satria)," jelasnya.

Saat dipindah menuju tempat karantina, dia mengaku hanya membawa sejumlah uang dan tidak membawa perlengkapan tidur serta mandi. Sehingga malam pertamanya di lokasi karantina diakuinya terasa sangat dingin.

"Tidak bawa perlengkapan ganti maupun mandi. Sendirian. Clingak clinguk nggak bisa tidur," ujarnya.

Terpisah, Wakil Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono mengatakan jika tempat karantina massal yang disiapkan Pemkab Banyumas ini dapat menampung lebih dari 300 pemudik. Tempat tersebut telah siap 100 persen.

Lokasi karantina massal itu dibagi menjadi dua sekat pembatas untuk penghuni laki-laki dan perempuan. Selain itu terdapat velbed atau tempat tidur lipat yang telah disusun sesuai jarak tertentu. Namun demikian di lokasi karantina tersebut tidak disediakan bantal dan selimut.

"Di sini ada tempat velbed (tempat tidur lipat) dari TNI Polri, dikasih makan 3 kali sehari. Fasilitas sudah saya cek, air mengalir, kamar mandi bersih ada lima. Kalau dirasa kurang kita buatkan lagi. Yang penting memenuhi standar kesehatan. Sarana lain ya semua apa adanya. Lebih baik sih sesuai anjuran pemerintah tidak usah mudik lah," ucapnya.

Sore ini keenam orang pemudik tersebut rencana akan mulai menjalani cek kesehatan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas.

Halaman 2 dari 2
(rih/mbr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads