Pemudik yang Sudah Masuk ke Sleman Capai 6.985 Orang

Pemudik yang Sudah Masuk ke Sleman Capai 6.985 Orang

Jauh Hari Wawan S - detikNews
Selasa, 28 Apr 2020 03:46 WIB
Poster
Ilustrasi virus Corona (Foto: Edi Wahyono)
Sleman -

Pemerintah melarang mudik Lebaran untuk mencegah penyebaran virus Corona atau COVID-19. Namun, saat ini tercatat sudah 6.985 orang pemudik tiba di Sleman.

"Data terakhir yakni tanggal 27 April 2020 per pukul 15.30 WIB sudah ada 6.985 orang pemudik yang masuk Sleman," kata Kabag Humas dan Protokol Pemkab Sleman, Shavitri Nurmala Dewi, Senin (27/4/2020).

Evi, sapaan karibnya, menjelaskan jumlah pemudik itu bisa berubah. Sebab, tidak menutup kemungkinan sudah ada yang kembali ke daerah asalnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jumlah pemudik atau pendatang merupakan angka mutlak pada setiap harinya. Jika ada yang sudah kembali ke daerah asal, maka tidak masuk lagi dalam data," jelasnya.

Berdasarkan data yang diterima detikcom, pemudik yang tiba di Sleman sejak 21 April 2020 fluktuatif. Pada 21 April, terdapat 37 orang pemudik, kemudian pada 22 April naik menjadi 193 pemudik dan pada 23 April terjadi penurunan yakni 114 orang pemudik.

ADVERTISEMENT

Lalu pada 24 April jumlah pemudik kembali turun menjadi 107 orang, pada 25 April kembali turun yakni menjadi 75 orang. Kemudian pada 26 April hanya ada 19 orang pemudik dan pada 27 April naik menjadi 54 orang pemudik.

"Perubahan angka per hari tidak menandakan penambahan atau pengurangan jumlah pemudik sebenarnya karena pemudik yang sudah kembali ke daerah asal dihapus dari data," ungkapnya.

Sementara itu, sebaran pemudik paling banyak ada di Kecamatan Tempel yakni sebanyak 776 orang. Disusul Kecamatan Mlati sebanyak 561 orang, Depok 542 orang dan Gamping 467 orang.

Sebelumnya, Bupati Sleman Sri Purnomo telah meminta warga Sleman yang berada di luar daerah agar tidak mudik. Hal itu guna memutus rantai penyebaran virus Corona.

"Untuk mudik kami dukung kebijakan pemerintah dan Gubernur. Kami juga sama orang-orang sini jangan mudik. Kami berharap jangan sampai ada bis-bis kota yang juga stop tidak operasional, kami tinggal menyetop pemudik yang memakai kendaraan pribadi," kata Sri.

Sri mengaku jika saat ini ada kesulitan untuk melakukan pemantauan di jalan-jalan tikus. Untuk itu dia meminta peran serta masyarakat sebagai filter terakhir.

"Jalan tikus kita tidak bisa menyetop, tapi nanti jaring terakhirnya di masyarakat. Rata-rata di Sleman itu jalan-jalan sudah ditutup," ucapnya.

Halaman 2 dari 2
(ams/mbr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads