Pemilik Restoran Minta PSBB Tak Diterapkan di Jateng, Ini Saran Ganjar

Pemilik Restoran Minta PSBB Tak Diterapkan di Jateng, Ini Saran Ganjar

Angling Adhitya Purbaya - detikNews
Rabu, 22 Apr 2020 17:06 WIB
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo
Foto: Gubernur Jateng Ganjar Pranowo (Angling/detikcom)
Semarang -

Seorang pemilik rumah makan di Semarang berharap pembatasan sosial berskala besar (PSBB) tidak diterapkan di Jawa Tengah (Jateng). Gubernur Jateng Ganjar Pranowo pun mengajak untuk memperbaiki diri.

Permintaan itu disampaikan Puspo Wardoyo pemilik rumah makan yang menyumbangkan ratusan alat pelindung diri (APD) serta uang Rp 100 juta untuk penanganan COVID-19 melalui Ganjar. Dalam kesempatan itu, Puspo juga menjelaskan dampak wabah virus Corona ke para pengusaha kuliner hingga peternak ayam.

"Sangat berdampak sekali di kalangan pengusaha. Peternak juga, banyak restoran tutup, kasihan tidak ada yang beli ayam mereka," kata Puspo kepada Ganjar di rumah Dinas Gubernur Jateng, Semarang, Rabu (22/4/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menanggapi itu, Ganjar meminta agar pemilik restoran mulai mengubah tata letak (layout) usaha miliknya selama pandemi Corona. Ini dilakukan untuk mencegah penularan virus yang lebih masif.

"Mulai besok pagi seluruh restoran mengatur jarak duduknya masing-masing, layout-nya diubah, kalau itu bisa dilakukan maka tidak perlu PSBB," kata Ganjar,

ADVERTISEMENT

Ganjar juga meminta restoran untuk mendorong layanan take away selama pandemi Corona. Ganjar juga mengaku masih menimbang soal penerapan PSBB di wilayahnya.

"Inilah yang sebenarnya kenapa saya menghitungnya di Jateng apakah perlu PSBB, kami menghitungnya tidak sekadar laku atau tidak laku, kami membicarakan yang tidak bisa bekerja, tidak ada pendapatan, bisa mendapat suplai makanan atau tidak," katanya.

Ganjar lalu menyebut sejumlah negara yang sudah melakukan lockdown selama virus Corona mewabah ini. Banyak dari negara-negara itu yang justru tidak kondusif namun ada juga negara yang tidak melakukan lockdown tapi physical distancingnya ditaati.

"PSBB itu sakit, lockdown itu sakit, Amerika pusing, Italia seperti itu, India geger, belajar dari itu berharap tidak PSBB maka saya harap kita memperbaiki diri, kalau tidak bisa, ya negara harus lindungi umat dan rakyatnya," tegasnya.

Foto: Gubernur Ganjar terima bantuan APD dari pemilik restoran di Jateng (Angling/detikcom)

"Pasar di Myanmar itu bagus, semua dikotaki di jalan kemudian kasih jarak, kotak-kotak berjarak dua meter, yang beli ikuti aturan yang ada. Di kita tidak, pak, empet-empetan, tidak mau jaga jarak, tidak pakai masker, yang seperti ini mengkhawatirkan," imbuh Ganjar.

Untuk diketahui, hingga saat ini di Jateng baru Kota Tegal yang disetujui Kemenkes untuk melakukan PSBB di wilayahnya. Sementara itu, Kota Semarang tengah dikaji usulan PSBB-nya oleh Kemenkes.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads