Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menanggapi usulan Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi terkait rencana pengajuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Hendi mengusulkan agar daerah yang berbatasan dengan Kota Semarang juga diperhitungkan.
Ganjar terlebih dulu menjelaskan konsep isolasi yang diterapkan mandiri di desa dan perkampungan di Jawa Tengah cukup menarik. Bahkan ada perumahan yang mengisolasi mandiri dan kemudian terbentuk sistem pemenuhan kebutuhannya.
"Ada satu kampung yang menarik, mungkin karena bukan dari desa yang dulu ada, tapi perumahan, dia mengunci beberapa titik. Ternyata dalam sehari pertama protes, hari kedua mereda, hari ketiga sistem pasar untuk memenuhi kebutuhan pangan dan pokok ada sendiri, pedagang datang sendiri kemudian RT mengatur, kamu di sebelah sana, kamu di sebelah sana, mereka bisa transaksi dengan relatif aman," kata Ganjar di rumah dinasnya, Senin (20/4/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia kemudian menjelaskan sebenarnya jika konsep gotong royong dilakukan, PSBB tidak perlu dilakukan. Bahkan jika masyarakat bisa sadar dengan kebiasaan hidup bersih yang diajarkan oleh agama pun bisa sangat membantu.
"Saya ingin PSBB ditahan kemudian kita bangun sistem yang ada, yang pernah ada, masih ada, dan jarang digunakan. Gotong royong, gugur gunung, kerik desa, bareng-bareng, kemudian lumbung pangan, tolong-menolong ini cara yang baik. Dari sisi keagamaan ulama mengajarkan kita untuk hidup bersih," jelasnya.
Namun Ganjar menegaskan, kondisi saat ini membuat pengajuan PSBB harus diperhitungkan contohnya di Kota Semarang yang menurut pemantauannya masih banyak kegiatan berkumpul.
"Tapi saya mengingatkan, daerah yang memang terjadi peningkatan (kasus Corona) tinggi sudah disiapkan, Pak Wali Kota Semarang misalnya, sudah komunikasi dengan kami, sudah menghitung dengan kami, beliau punya usulan bagus dan kreatif agar bicara dengan daerah sekitarnya wabil khusus Demak dan Kendal," tandas Ganjar.
Usulan itu ditampung dan diperhitungkan, karena bisa saja dilakukan dengan penerapan PSBB di Kota Semarang yang diikuti dengan daerah perbatasan, misalnya Kecamatan Mranggen, Demak yang berbatasan langsung dengan Kota Semarang.
"Sehingga kalau PSBB maka beberapa tempat ini harus melakukan walau tidak seluruh area. Kota Semarang keseluruhan, plus beberapa kecamatan di Demak dan Kendal. Seperti Jabodebek, itu kan tidak dua provinsi tapi yang zona merah," jelas Ganjar.
"Yang Semarang kita warning berkali-kali agar masyarakat untuk bantu soal itu, kalau PSBB anda semua akan mengalami situasi tidak nyaman, tolong cegah (Corona) bareng-bareng," imbuhnya.
Diberitakan sebelumnya, Pemerintah Kota Semarang mulai berhitung terkait rencana pengajuan PSBB. Banyaknya pekerja dari daerah lain yang setiap hari masuk ke Kota Semarang menjadi pertimbangan.
Wali Kota Hendi perlu perhitungan cermat terkait dampak jika Kota Semarang menerapkan PSBB.
"Saya Jumat malam dikomunikasi Pak Gubernur, beliau juga sudah sampaikan pandangannya supaya Semarang segera PSBB. Saya bilang saya minta waktu untuk berhitung, insyaallah kalau mengenai anggaran kami tidak ada masalah, persoalannya kalau hanya Semarang sendiri apakah nanti bisa efektif?" kata Hendi di kantornya, Senin (20/4).