Pemerintah didorong untuk membuka data kasus virus Corona (COVID-19) secara transparan. Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo mengaku dirinya sudah transparan sejak awal.
Seperti diberitakan, Presiden Joko Widodo meminta jajarannya untuk membuka data secara transparan karena banyaknya masyarakat yang mempertanyakan validitas data pemerintah. Bahkan Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan juga heran dengan angka kematian di RI yang cenderung kecil.
"Kalau saya sejak awal sebenarnya sudah menyebut nama, kelurahannya di Semanggi, tapi dilarang waktu itu," kata Rudy di Balai Kota, Solo, Rabu (15/4/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rudy kini justru bingung maksud transparansi data yang diminta presiden. Kementerian Kesehatan sendiri kini hanya membuka jumlah angka pasien positif, PDP dan ODP.
"Sekarang kalau mau terbuka, terbukanya sejauh mana kita belum tahu. Kalau hanya angka PDP dan ODP kita sudah," ujar Rudy.
Rudy menegaskan pihaknya selalu memberikan data secara transparan. Bahkan jika dilihat dari angka kematian di Solo, Rudy menilai tak ada yang mencurigakan.
"Angka kematian kita tetap stabil. Sehari sekitar 10, pernah paling banyak 25, itu beberapa bulan yang lalu. Misal ini ada 40 kematian, ya itu bisa jadi karena wabah," tutupnya.
Dalam situs dispendukcapil.surakarta.go.id, terpantau angka penerbitan akta kematian yang diperbarui secara real time. Angka kematian Januari hingga Maret 2020 secara berturut-turut ialah 563, 440, 503, dan April hingga pertengahan bulan ini baru terdata 207 kematian.