Luhut Pertanyakan Angka Korban Corona, UGM: Kapasitas Diagnosis RI Rendah

Luhut Pertanyakan Angka Korban Corona, UGM: Kapasitas Diagnosis RI Rendah

Pradito Rida Pertana - detikNews
Rabu, 15 Apr 2020 17:33 WIB
Ilustrasi Corona
Foto: Ilustrasi pandemi Corona
Yogyakarta -

Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengaku heran dengan jumlah kematian akibat virus Corona atau COVID-19 di Indonesia tak lebih dari 500 orang. Koordinator tim respons COVID-19 Universitas Gadjah Mada (UGM), dr Riris Andono Ahmad menilai ini terjadi karena kapasitas diagnosis di Indonesia rendah.

"Dalam artian begini, bahwa kalau kita tidak tahu seberapa besar sebenarnya yang terinfeksi, karena kita kapasitasnya (diagnosis) cukup rendah. Maka kita tidak tahu berapa banyak yang sakit itu yang didiagnosis COVID-19 mati," kata pria yang akrab disapa dr Donnie itu saat dihubungi detikcom, Rabu (15/4/2020).

"Bisa jadi misalnya banyak kasus yang mati itu masih sebagai PDP, ODP atau lainnya karena kita tidak mendiagnosisnya sebagai COVID-19, itu satu hal," lanjutnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

dr Donie menyebut kondisi tersebut ditambah dengan ketersediaan alat tes virus Corona yang terbatas. Kemudian Indonesia belum memiliki industri diagnosis yang kuat.

"Kapasitas diagnosis kita masih rendah, lalu ketersediaan tes sangat terbatas dan banyak negara berebutan. Apalagi kita bukan negara yang punya industri diagnosis yang kuat dan negara yang punya industri alat diagnosis tentu mengutamakan kepentingan dalam negerinya dulu," katanya.

ADVERTISEMENT

Selain itu, Donni menyebut diagnosis di Indonesia belum memiliki gambaran epidemiologis yang jelas. Dia mencontohkan Wuhan, daerah yang menjadi tempat munculnya COVID-19 itu bisa cepat menekan persebaran dengan melakukan tes dengan skala besar.

"Kalau Wuhan kan jelas karena mereka melakukan tes yang luas dan besar. Nah, tempat kita tidak bisa melakukan itu, sehingga kita tidak tahu apakah memang dampak infeksi COVID-19 pada orang Indonesia memang tidak seburuk di tempat lain atau seperti apa," ucapnya.

Karena itu, saat ini masyarakat tidak tahu seberapa besar orang yang mengidap COVID-19. Berkaca dari hal tersebut, Donnie berharap Pemerintah dapat melalukan tes COVID-19 secara masif kepada masyarakat.

"Kita butuh melakukan pemeriksaan yang lebih masif daripada sekarang. Memang kalau mau membuat industri diagnosis di masa seperti ini sulit, jadi pilihannya adalah bagaimana cara kita bisa mendapatkan alat tes itu dengan jumlah cukup banyak dan cepat agar kita bisa segera melakukan diagnostic tes yang masif," kata Donnie.

Sebelumnya, Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan bicara soal data virus Corona di Indonesia. Menurutnya perbandingan korban jiwa dengan yang terjangkit di Indonesia sangat jauh jumlahnya.

Dia menjabarkan angka kematian Corona masih di bawah 500 orang, yang terinfeksi hanya 4 ribuan orang. Sementara itu jumlah keseluruhan penduduk ada 270 juta di Indonesia.

"Buat saya juga jadi tanda tanya sih, kenapa jumlah yang meninggal sampai hari ini, maaf sekali lagi, itu kita angkanya nggak sampai 500 padahal penduduk kita ini kan 270 juta, infected 4 ribuan lebih katakan kali sepuluh jadi 50 ribu," kata Luhut saat konferensi pers secara virtual, Selasa (14/4).

Dia membandingkan data tersebut dengan Amerika Serikat. Menurutnya kalau dibandingkan, perbandingan korban jiwa di AS lebih banyak jumlahnya.

"Lah Amerika yang bedanya lebih besar dari kita. Beda penduduk 60 jutaan itu yang meninggal 22.000, yang infected itu hampir 500 ribu. Oke lah kita mungkin kurang testing kitnya tapi saya bilang tadi sudah dikali jadi 50.000," papar Luhut.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads