Para mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) memprotes pemberian bantuan pulsa dari kampus yang semula dijanjikan sebesar 10 GB, lalu diganti dengan pulsa Rp 50 ribu. Rektor UNS Jamal Wiwoho mengakui ada revisi keputusan yang diledek-ledek mahasiswanya sebagai #UNSAprilMop tersebut.
April Mop dalam hal ini dikaitkan dengan surat edaran (SE) Rektor UNS yang terbit pada 1 April 2020. Isinya antara lain terkait janji pemberian bantuan paket data internet sebesar 10 GB untuk tiap mahasiswa untuk menunjang pelaksanaan kuliah online selama pandemi Corona atau COVID-19.
Namun, pada 6 April 2020, terbit kembali SE yang merevisi edaran sebelumnya. Sebelumnya, paket data internet tertulis 10 GB, lalu diubah menjadi 'paket data dan/atau pulsa sebesar kurang-lebih setara 10 GB'. Kalangan mahasiswa UNS menyampaikan protes karena mereka memperoleh pulsa sebesar Rp 50 ribu.
Rektor UNS Jamal Wiwoho membenarkan adanya perubahan bentuk bantuan pulsa. Perubahan dari paket data 10 GB menjadi Rp 50 ribu disebabkan oleh adanya variasi bentuk paket di tiap operator.
"Misal jika pengisian berupa paket data, paket data baru yang ditransfer akan menghapus paket data lama yang masih ada di handphone (HP). Lalu fasilitas atau peruntukan paket data berbeda untuk setiap jam penggunaan. Akhirnya diputuskan bantuan diberikan dalam bentuk pulsa senilai Rp 50 ribu," kata Jamal saat dimintai konfirmasi, Selasa (14/4/2020).
Jamal juga mengaku telah memperhitungkan angka Rp 50 ribu tersebut. Bahkan dia menyebut pulsa tersebut cukup untuk operator Telkomsel.
"Misalnya untuk Telkomsel bisa beli Paket Ketengan Utama harian. Satu hari 500 MB seharga Rp 2 ribu, kalau dipakai 25 hari kerja justru Rp 50 ribu bisa dapat 12,5 GB," tuturnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Curhat Mahasiswa di Polman: Kehujanan Cari Sinyal Demi Kuliah Online: