Meningkatnya jumlah orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP) virus Corona saat ini disusul dengan munculnya fenomena penolakan warga. Sosiolog UGM menilaihal itu terjadi karena ada gap pengetahuan di masyarakat.
"Kecenderungan perilaku seperti itu (perilaku berbeda kepada ODP dan PDP) ini bukan representasi masyarakat kita," kata Sosiolog UGM, Arie Sujito saat dihubungi detikcom, Sabtu (11/4/2020).
Arie melanjutkan, perilaku tersebut kemungkinan karena informasi yang masyarakat dapat begitu banyak, bahkan memicu terjadinya distorsi informasi. Arie mencontohkan, seperti halnya penolakan pemakaman untuk pasien positif virus Corona.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, secara prinsip tidak ada persoalan saat pemakaman jenazah telah sesuai dengan prosedur yang berlaku. Namun, karena terjadi distorsi informasi muncul lah perilaku khusus terhadap ODP, PDP dan pasien positif Corona.
"Tapi beberapa kelompok masyarakat melakukan tindakan seperti itu karena terjadi gap, gap pengetahuan dan gap sosial. Jadi gejala ini terjadi karena gap, lalu gap antar pengetahuan dan kesadaran yang tumbuh pada dirinya (masyarakat)," katanya.
"Mungkin ada yang tahu dan tidak tahu, yang tahu mungkin ya provokasi itu bentuk dari hilangnya rasa solidaritas. Tapi yang terjadi justru mendistorsi informasi itu, dari beberapa kasus yang saya lihat seperti itu," lanjut Arie.
Lebih lanjut, Arie menyebut gap tersebut memicu hilangnya rasa solidaritas antar masyarakat. Padahal, saat ini meningkatkan solidaritas merupakan hal penting untuk melawan penyebaran virus Corona.
"Hilangnya solidaritas dan kepekaan itu terjadi bukan dialami oleh masyarakat secara banyak, tapi lebih banyak tadi, yaitu kekhawatiran yang berlebihan tanpa ditopang oleh kesadaran," ucapnya.
Karena itu, Arie meminta agar masyarakat tidak berlebihan dalam menyikapi keberadaan ODP, PDP maupun pemakaman jenazah pasien positif virus Corona.
"Membangun kesadaran publik dan rasa solidaritas, itu yang penting agar tidak terjadi distorsi informasi. Masyarakat juga jangan berlebihan dalam bersikap, tapi sebaliknya justru makin peduli (terhadap ODP, PDP dan pasien positif COVID-19)," katanya.
Selain itu, Arie meminta tokoh masyarakat dan komunitas-komunitas turut andil dalam melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Mengingat jangkauan pemerintah pusat saat ini belum mampu menyentuh hingga akar rumput.
"Ini harus ada perhatian serius ya, terutama pelibatan tokoh komunitas untuk saling mengingatkan, bisa dengan mengkampanyekan edukatif mengenai pengetahuan Corona. Karena tidak mungkin negara menjangkau sampai seperti itu secara keseluruhan," ujar Arie.