Tak hanya Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati yang menolak membuat karantina bagi para pemudik, Bupati Wonogiri Joko Sutopo (Jekek) ternyata juga punya pendapat serupa. Jekek berpendapat tempat isolasi terbaik yakni di rumah masing-masing.
"Karantina mandiri terbaik ya di rumah masing-masing. Kami tidak akan menggunakan semacam gedung, GOR, tempat pertemuan maupun tempat sejenis untuk mengumpulkan pemudik atau ODP," kata Jekek kepada detikcom usai rakor gugus tugas percepatan penanganan COVID-19 di ruang Girimanik kompleks Setda Wonogiri, Selasa (7/4/2020).
Jekek khawatir jika banyak orang dikumpulkan dalam satu gedung, kemungkinan penyebaran virus Corona justru lebih besar. Terlebih langkah itu malah bertentangan dengan prinsip physical distancing.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Lha wong ada imbauan untuk jaga jarak minimal satu meter dan hindari kumpulan massa, ini kok malah dikumpulkan di suatu tempat. Itu bukan isolasi namanya tapi mengungsi," tegas dia.
Jekek berpendapat jika pemudik berada di rumah justru lebih baik. Tentu saja dengan memperhatikan protokol kesehatan seperti menjaga jarak dan isolasi mandiri di dalam rumah selama 14 hari.
"Ketika berada di rumah imun diharapkan bertambah. Karena ada anggota keluarga yang memberikan dukungan," ujar dia.
Jekek juga memastikan pihaknya sudah melakukan screening kepada para pemudik yang datang di Terminal Induk Giri Adipura, Krisak, Selogiri. Para pemudik yang memiliki gejala demam, batuk, maupun pilek didata untuk ditindaklanjuti di layanan kesehatan setempat.
Para pemudik yang menunjukkan gejala ini bakal dipantau secara kontinu oleh petugas kesehatan terdekat di rumahnya. Namun, hingga saat ini belum ada pemudik yang menunjukkan gejala COVID-19.
"Dari total sekitar 34 ribu pemudik, setelah dilakukan screening awal, tidak ada 100 orang dengan gejala itu. Setelah dilakukan pemantauan dan tes ternyata hanya flu biasa, ketika ada sesak napas karena punya asma," beber Jekek.
Menurutnya, pemerintah desa, ketua RT dan RW hingga warga sudah sadar cara mencegah virus Corona atau COVID-19. Saat ada pemudik datang, warga otomatis melakukan pendataan dan meminta yang bersangkutan melakukan karantina mandiri.
"Kalau soal anggaran, tenang saja, kami sediakan banyak. Untuk penanganan COVID-19 termasuk penyediaan APD kami sediakan Rp 6 miliar masih ditambah sumbangan donatur. Kemudian untuk recovery nanti sudah kami siapkan Rp 110 miliar di tahap pertama. Jika kurang masih mampu kami menambahnya," tutupnya.