Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah beserta organisasi keagamaan menggelar rapat membahas pelaksanaan ibadah pada bulan Ramadhan di tengah pandemi Corona atau COVID-19. Keputusan akan ditentukan 10 hari ke depan.
Rapat digelar di ruang rapat Kantor Gubernur Jateng, Jalan Pahlawan Semarang, Selasa (7/4/2020). Ketua MUI Jateng KH Ahmad Darodji mengatakan ada sedikit perbedaan pendapat dalam rapat yang digelar sekitar dua jam itu, maka 10 hari lagi akan digelar kembali rapat untuk menyamakan persepsi.
"Masing-masing sampaikan pendapatnya, tapi belum bisa dikelompokkan jadi satu. Karena itu, insyaallah 10 hari ke depan, masing-masing mendalami, kemudian ketemu untuk menyamakan," kata Darodji seusai rapat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Darodji menjelaskan keputusan bisa dipengaruhi oleh perkembangan situasi pandemi Corona. Jika ternyata kondisi membaik, ibadah bisa dilaksanakan seperti biasa. Namun, jika situasi wabah masih sama atau memburuk, akan mengikuti arahan pemerintah saat ini.
"Masih memungkinkan apabila kondisi memungkinkan, apabila kondisi lebih bagus. Kita harap semua lakukan istigasah," jelasnya.
Cegah Corona, MUI: Hindari Kerumunan Sekalipun Atas Nama Ibadah:
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan Surat Edaran Kemenag RI akan menjadi acuan saat ini. Dalam surat tersebut tidak digelar Tarawih berjemaah dan salat Id di masjid dan lapangan.
"Kemudian saat Tarawih dianjurkan di rumah. Ada beberapa yang penting untuk dilakukan berdasar edaran Kemenag adalah tidak adakan iktikaf, yang biasanya 10 malam terakhir, kemudian pelaksanaan salat Idul Fitri yang lazimnya berjemaah baik di masjid atau di lapangan, ini ditiadakan, diharapkan terbitnya fatwa MUI menjelang waktunya nanti," jelas Ganjar.
Ganjar juga menyebutkan dalam surat edaran itu dikatakan agar sahur on the road dan buka bersama tidak dilaksanakan di tengah pandemi Corona.
"Menurut saya, ini penting yang biasanya kalau di bulan Ramadhan banyak yang lakukan sahur on the road atau buka bersama, ini lebih baik tidak (ada)," tegasnya.