Pemerintah Kota Tegal sempat bikin heboh karena menerapkan lockdown dengan pemasangan beton di akses pintu masuk dan keluar kota untuk menangkal virus Corona. Belakangan istilah lockdown itu diubah menjadi isolasi wilayah dan bongkar-pasang beton penghadang.
Isolasi wilayah Kota Tegal ini rencananya bakal berlangsung empat bulan ke depan, dimulai dari 30 Maret hingga berakhir 30 Juli 2020. Namun, prosesnya tak berjalan mulus ada imbauan Gubernur Jawa Tengah bahkan sentilan Presiden Jokowi agar pemerintah daerah tak jalan sendiri.
"Perihal masalah istilah local lockdown atas arahan dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, dalam hal ini Gubernur Ganjar Pranowo bahwa nama local lockdown harus diganti dengan nama isolasi wilayah atau isolasi terbatas yang maksudnya untuk menjaga warga masyarakat Kota Tegal tentunya agar aman dari bahaya Corona Virus Diase (COVID-19)," kata Dedy Yon kepada wartawan, Sabtu (29/3/2020).
Isolasi wilayah ini dilakukan untuk menangkal penyebaran virus Corona dan menyukseskan program pemerintah pusat dalam mengkampanyekan social distancing dan juga physical distancing. Dalam perjalanannya isolasi ini tak semudah yang direncanakan, pemasangan beton hingga kesiapan alat pengukur suhu tubuh menjadi salah satu kendalanya.
Setidaknya ada 49-50 titik yang bakal ditutup menggunakan beton. Pelaksanaan isolasi wilayah pun sempat tertunda dan baru diberlakukan 31 Maret 2020.
Tiap hari, Posko COVID-19 di perbatasan memeriksa rata-rata 100-150 kendaraan yang bakal masuk ke Kota Tegal. Kepala Dinas Kesehatan Kota Tegal dr Sri Primawati Indraswari mengungkap sebagian besar pendatang yang masuk Kota Tegal adalah pengendara motor. Sisanya adalah pendatang yang mengendarai roda empat.