Satu dusun di Desa Gunungwuled, Kecamatan Rembang, Purbalingga, saat ini di-lockdown. Lockdown ini menyusul adanya puluhan orang yang melakukan kontak langsung dengan pasien positif virus Corona atau COVID-19.
"Total di Dusun Bawahan yang di-lockdown itu ada 245 keluarga, 30 keluarga atau 90 orang yang kontak langsung (dengan PDP positif) yang kami statuskan menjadi ODP itu sudah disuplai sembakonya pada tanggal 27. Jadi 26 (Maret) di-lock dan 27 (Maret) dibagikan sembako," kata Kepala Desa Gunungwuled Nashirudin Latif saat dihubungi detikcom, Selasa (31/3/2020).
Nashirudin menyebut masing-masing keluarga mendapat bantuan sembako senilai Rp 50 ribu per hari selama 14 hari ke depan. Dia menyebut, dari 245 keluarga tersebut, ada 215 keluarga yang kini berstatus ODP dan ikut terdampak lockdown tersebut sehingga baru hari ini paket sembako itu bisa didistribusikan ke mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nashirudin menyebut paket sembako itu didistribusikan seminggu sekali. Ini terpaksa dilakukan untuk mengurangi kontak dengan warga ODP di dusun tersebut.
"Jadi kita hitung per minggu (diberikannya). Per minggu didrop, per minggu didrop. Kalau setiap hari, kami kerepotan dan berisiko kontak," jelasnya.
Dia menuturkan proses pembagian sembako itu diantar ke teras rumah warga tanpa bertemu langsung. Sebab, para relawan yang membagikan sembako tidak dilengkapi dengan alat pelindung diri (APD).
"Proses dropnya didatangi ke rumah warga, tapi teknis penyerahannya mengingat relawan ini tidak menggunakan APD. Jadi kami ini kesedihan mendalam, bagaimana memberi makan, menyampaikan bantuan sembako kepada orang tua, tetangga, teman, seperti kasih makan harimau," ucapnya kelu.
"Jadi bantuan ditaruh di teras, yang naruh pergi, terus dari jarak paling tidak 5 meter baru pakai pengeras suara," tambahnya.
Proses pembagian sembako ini dibantu oleh 53 relawan yang terdiri atas 28 relawan dari unsur pemuda setempat dan 25 relawan dari posko induk yang berjaga. Dia menyebut sampai saat ini masih saja ada warga yang bandel dan tetap berjalan keliling dusun.
"Ada (warga yang tidak tertib), justru itu dilakukan oleh bapaknya pasien positif. Makanya kami langsung minta kepada Bupati untuk dikoordinasikan dengan dinas kesehatan agar segera diisolasi di rumah sakit, dapat persetujuan, dan akhirnya bapak tersebut dijemput dan sekarang sudah diisolasi di rumah sakit," jelasnya.
"Selain bapak itu, semuanya tertib dan nurut. Karena memang dipantau dan diawasi oleh para relawan," sambung Nashirudin.
Saat ini, untuk memenuhi kebutuhan para warga Dusun Bawahan yang terdampak lockdown, pihaknya menggunakan dana bantuan dari Pemkab Purbalingga. Namun pihaknya juga akan menyiapkan rencana anggaran dari alokasi dana desa jika dibutuhkan.
"Ini dari Pemkab Rp 21 juta yang mau didistribusikan (bentuk sembako). Ini kan baru awal, kita masih sampai tanggal 9 April 2020, tetap saja rencana mau mengalokasikan dana desa juga, tapi sekarang belum," ujarnya.