"Sempat saya tanyakan bahwa ada histori riwayat sakitnya tidak, ternyata penyampaian dari adik kandungnya bahwa yang bersangkutan sering pingsan dan korban ini bekerja di RS Bethesda di bagian perawatan mayat," kata Imam.
Terkait para petugas yang mengenakan alat pelindung diri (APD) saat mengevakuasi jenazah DH, Imam menyebut hal itu sesuai dengan protokol yang berlaku saat ini. Sebab, saat ini tengah marak wabah COVID-19.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu tadi dilakukan penyemprotan disinfektan, sesuai protokolnya, kita sudah koordinasi juga tadi dengan PMI dan BPBD. Jadi semua itu (evakuasi menggunakan APD) untuk antisipasi dan waspada saja," ucapnya.
Sementara itu, Kapolsek Gondomanan Kompol Purwanto mengatakan, selain kerap pingsan secara tiba-tiba, korban memiliki riwayat penyakit lain. Hal itu terungkap dari pengakuan adik korban yang datang ke TKP.
"Riwayat sakit epilepsi, jantung, dan sering pingsan, itu (keterangan) dari adik kandungnya. Adik kandungnya juga dari TKP tadi," ucapnya saat dihubungi wartawan, Senin (30/3).
Karena itu, Purwanto menduga meninggalnya DH karena penyakit yang diidapnya, bukan karena COVID-19. Namun, karena belum diketahui secara pasti, petugas menggunakan APD saat mengevakuasi korban.
"Mungkin pas di jalan itu ayan (epilepsi)-e kumat, terus semaput (pingsan) dan akhirnya meninggal. Terus, karena musim seperti ini (COVID-19), tidak ada yang berani mendekat dan diterapkan protokol seperti itu (petugas evakuasi pakai APD)," imbuh Purwanto.
(sip/sip)