Kampung-kampung di Yogya 'Lockdown', Sultan: Cara Untuk Mudahkan Kontrol

Kampung-kampung di Yogya 'Lockdown', Sultan: Cara Untuk Mudahkan Kontrol

Jauh Hari Wawan S. - detikNews
Senin, 30 Mar 2020 19:33 WIB
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X, Kamis (19/3/2020).
Sri Sultan HB X. (Foto: Pradito Rida Pertana/detikcom)
Yogyakarta -

Belakangan ini kampung-kampung di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ramai-ramai melakukan 'lockdown'. Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X angkat bicara soal hal itu.

"Sebetulnya bukan lockdown ya. Sebetulnya kebijakan itu bagaimana pendatang bisa dikontrol, yang bersangkutan itu negatif atau positif untuk virus Corona. Prinsip kan gitu. Yang penting bagi mereka itu dikurangi aktivitas di luar rumah tapi bukan berarti tidak boleh keluar," kata Sultan HB X di Kompleks Kepatihan, Senin (30/3/2020).

Sultan mengatakan, pada praktiknya sulit untuk mengontrol lalu lintas warga. Apalagi di desa yang punya banyak jalan masuk. Inisiatif warga untuk membuat hanya ada satu jalan keluar masuk itu, menurut Sultan tidak masalah sepanjang tujuannya untuk memudahkan kontrol warga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Praktik di lapangan itu sulit mengontrol. Kalau di desa terlalu banyak jalan yang bisa ditempuh. Nah bagaimana akhirnya hanya ada satu jalan dengan harapan dengan satu jalan itu memudahkan ngontrol siapa yang masuk, bagi saya itu no problem," tegasnya.

Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat itu juga meminta agar pendatang yang masuk didata. Sultan juga meminta agar sebisa mungkin mengurangi aktivitas di luar rumah.

ADVERTISEMENT

"Dan yang kedua, begitu masuk didata dia siapa dan sebagainya dengan keluarganya. Kurangi pergi ke luar. Tapi bukan berarti tidak boleh keluar. Ada imbauan juga kalau merasa tidak sehat, periksa ke rumah sakit atau puskesmas," ucapnya.

Sultan kembali menegaskan istilah lockdown itu berarti isolasi total. Tidak boleh ada yang keluar ataupun masuk. Jika ini terjadi, Sultan menyatakan pihak yang memerintahkan isolasi total itu harus menyediakan makan ke setiap warga di wilayah tersebut.

"Jadi itu sebenarnya bukan lockdown, kalau lockdown itu total dia isolasi tidak boleh keluar dan tidak boleh masuk. Kalau itu yang terjadi, berarti apa yang memerintahkan lockdown itu harus memberi makan pada setiap orang," tegasnya.

Sultan pun kembali mengungkapkan alasannya tidak melakukan lockdown yakni terkait ekonomi.

"Itu (lockdown) kan dihindari, kalau seperti itu yang terjadi, ekonominya yang hancur jadi itu tidak kita lakukan," bebernya.

Halaman 2 dari 2
(sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads