Pelaksanaan upacara Tawur Agung Kesanga bagi umat Hindu tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Upacara rutin untuk membersihkan semesta itu bakal digelar terbatas gegara virus Corona atau COVID-19 merebak.
"Biasanya jumlah yang hadir bisa ribuan bahkan puluhan ribu, tapi saat ini hanya 60 orang saja," kata ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Klaten, I Gusti Gde Hendrata Wisnu di Kantor TWC Unit Candi Prambanan, Senin (23/3/2020).
Wisnu menuturkan ini tentu menimbulkan dilema. Pemerintah mengimbau agar tidak membuat kerumunan tapi di satu sisi upacara Tawur Kesanga merupakan rangkaian wajib dalam Hari Suci Nyepi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari cara pandang saya yang lain ini dilema. Di satu sisi ibadah ini wajib tapi ada Corona yang dianjurkan untuk tidak banyak berkumpul. Maka dari itu kami melakukan penyesuaian," ungkapnya.
"Biasanya jumlah umat ribuan, saat ini jadi 60, biasanya tendanya banyak ini hanya satu. Tapi kita wajib melaksanakan (ibadah) dengan kewaspadaan dan kehati-hatian," sambungnya.
Namun, di balik wabah ini dia tetap mencoba untuk mengambil hikmah. Wisnu menyampaikan nantinya akan ada doa khusus agar Indonesia segera terbebas dari Corona.
"Kami umat Hindu mengambil hikmahnya yakni sembahyang lebih khusyuk karena jumlahnya sedikit. Sekaligus nanti dalam doa ada juga doa keselamatan bangsa agar bangsa Indonesia segera dipulihkan dan dibebaskan dari virus Corona, besok ada doa khusus," katanya.
Wisnu menegaskan rangkaian acara Tawur Kesanga juga akan dipersingkat. Dia turut menyampaikan kendati banyak penyesuaian, upacara besok dapat berlangsung khusyuk dan semua umat bisa terhindar dari Corona.
"Acara dipersingkat hanya acara ritual inti, tidak ada acara seremoni. Ritual itu masih dipersempit hanya dua jam maksimal, kalau bisa dipersingkat," ucapnya.
"Memang banyak penyesuaian yang penting kami melaksanakan dengan hati yang khusyuk dan tenang, tidak perlu jumlahnya banyak. Tentunya kami harus hati-hati dan semoga semua sehat," katanya.