Empat orang dilaporkan meninggal dunia akibat demam berdarah dengue (DBD) di Klaten dalam waktu tiga bulan. Pemkab Klaten memastikan DBD tetap menjadi prioritas selain virus Corona atau COVID-19.
"DBD tetap menjadi prioritas kita juga. Sebab dalam kurun waktu tiga bulan saja sudah ada empat yang meninggal," terang Asisten Tata Pemerintahan dan Kesra Pemkab Klaten, Ronny Reokmito pada detikcom di ruang kerjanya, Senin (23/3/2020).
Ronny yang juga Ketua Satuan Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Corona Pemkab Klaten menilai angka kematian akibat DBD di wilayahnya mengejutkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Bupati Tetapkan Sukoharjo KLB Corona |
"Ini mengejutkan. Sebab 4 orang meninggal dan kemarin ada warga dari Kecamatan Cawas minta fogging," ungkap Ronny.
Dia menjelaskan, dinas dan semua jajaran termasuk dengan kemenag, MUI dan forkopimda sudah mengadakan rapat koordinasi.
"Para ulama sudah kami mohon untuk memasukkan ke Klaten, 'Pak, Corona dan DBD sebagai materi khotbah' dan pendekatan ke masyarakat. Agar DBD juga tidak terus bertambah jumlahnya," pungkas Ronny.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Pemkab Klaten, Anggit Budiarto menambahkan, jumlah kasus DBD sampai pekan ke-12 tahun ini mencapai 69 kasus.
"Ada 69 kasus dan di minggu ke-12 ada 4 orang yang meninggal usia anak-anak. Pemberantasan sarang nyamuk dengan 3 M paling efektif," jelas Ronny.
Gerakan 3 M dengan menguras, menutup penampung air, dan mengubur barang bekas, tegas Anggit, adalah cara paling efektif. Selain itu, dia mengimbau warga untuk mewaspadai rumah kosong.
"Di Klaten kalau kebersihan rumah saya yakin sudah baik. Tapi banyak rumah kosong jadi masalah baru penanganan DBD," pungkas Anggit.