Kejaksaan Negeri (Kejari) Kabupaten Magelang menetapkan oknum PNS Pemkab Magelang berinisial GHS (54) sebagai tersangka terkait kasus korupsi penjualan 100-an kendaraan dinas. Seperti apa modus GHS?
"Modusnya membuat dokumen palsu atau dipalsukan. Kedua, membuat laporan palsu atau dipalsukan kepada pimpinan, yang ketiga dia memberikan keterangan atau informasi palsu atau tidak sebenarnya kepada pembeli-pembeli itu," kata Kasi Pidsus Kejari Kabupaten Magelang, Oki Bogitama saat dihubungi, Kamis (19/3/2020).
Sejauh ini, Kejari Kabupaten Magelang mengamankan barang bukti empat mobil. Berdasarkan penyidikan, aksi GHS disebut mengakibatkan kerugian keuangan negara sekitar Rp 2 miliar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari empat (barang bukti) ini sementara menyelamatkan Rp 420-an juta dari kerugian Rp 2 miliar sekian. Kami terus berupaya mencari barang bukti lain. Untuk itu, kami meminta bantuan pemblokiran (samsat)," terang Oki.
Diberitakan sebelumnya, Kejari Kabupaten Magelang menetapkan oknum PNS Pemkab Magelang berinisial GHS (54) sebagai tersangka terkait kasus korupsi penjualan ratusan kendaraan dinas. Saat ini GHS ditahan oleh kejaksaan.
"Sejak awal kita tangani itu, yang bersangkutan tetap kita tahan. Karen ada kekhawatiran yang bersangkutan melarikan diri," kata Kajari Kabupaten Magelang, Rivo CH M Medellu di kantornya, Selasa (17/3).
Dalam kasus ini, tersangka diduga menjual aset-aset milik Pemkab Magelang tak sesuai dengan prosedur sejak tahun 2017 hingga 2019. Hasil penjualannya juga tidak dilaporkan sesuai ketentuan.
Rivo mengungkapkan, aset yang dijual tersangka adalah mobil dan sepeda motor dinas yang berjumlah sekitar 100 unit. Aset yang dijual ini dalam penguasaan tersangka maupun yang berada di gudang atau di SKPD.
"Jadi ada aset-aset pemda kebetulan ada di penguasaan yang bersangkutan, ada penguasaan di gudang, ada juga di SKPD. Yang diambil yang bersangkutan langsung atau dengan menggunakan orang suruhan. Kalau dari keseluruhan itu, baik dari kendaraan, kemudian aset-aset yang lain, termasuk bongkaran bangunan, yang sampai dengan akhir penyidikan kita itu, yang baru kita bisa temukan itu empat unit mobil dari ada sekitar 100-an lebih kendaraan," ujarnya.