Pandemi Corona, PAUD hingga SMP di Boyolali Akhirnya Diliburkan

Pandemi Corona, PAUD hingga SMP di Boyolali Akhirnya Diliburkan

Ragil Ajiyanto - detikNews
Rabu, 18 Mar 2020 19:54 WIB
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Boyolali, Darmanto, Rabu (18/3/2020).
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Boyolali, Darmanto, Rabu (18/3/2020). (Foto: Ragil Ajiyanto/detikcom)
Boyolali -

Pemerintah Kabupaten Boyolali akhirnya meliburkan para siswa sekolah negeri dan swasta dari jenjang PAUD hingga SMP. Keputusan ini diambil untuk menangkal merebaknya virus Corona (COVID-19).

"Mulai besok tanggal 20 Maret 2020 sampai tanggal 28 Maret (2020) siswa PAUD, SD, SMP negeri maupun swasta di Kabupaten Boyolali belajar di rumah," kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Boyolali Darmanto di kantornya, Rabu (18/3/2020).

Keputusan tersebut berdasarkan Surat Edaran Bupati Boyolali Nomor 450/677/1.2.2020 tertanggal 17 Maret 2020 tentang Pencegahan Perkembangan dan Penyebaran Corona Virus Desease (Covid-19) di Kabupaten Boyolali.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Darmanto mengatakan, selama diliburkan tersebut para siswa tetap harus belajar di rumah.

"Anak-anak tetap belajar. Jadi yang kelas 1, 2, 3, 4, 5 untuk SD itu harus menyiapkan tugas-tugasnya. Untuk kelas 6 karena sebentar lagi ujian sekolah berstandar nasional, mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian itu. Juga untuk SMP, karena bulan April minggu pertama itu mereka juga harus ujian nasional, maka mereka juga harus menyiapkan itu," ujar Darmanto.

ADVERTISEMENT

Untuk Kamis (19/3) besok, lanjutnya, para siswa masih harus masuk sekolah. Mereka akan diberikan pekerjaan rumah (PR) oleh para guru. Hal ini agar para siswa tetap berada di rumah dan belajar masing-masing.

"Kemudian Jumat, tanggal 27 Maret 2020, anak-anak masuk sekolah untuk Jumat sehat dan melaporkan akan tugas belajar sejak besok pagi sampai hari Jumat itu," jelasnya.

Saat masuk di hari Jumat tersebut, pada guru juga diminta mengecek atau melihat kondisi kesehatan murid-muridnya. Jika ada gejala-gejala gangguan kesehatan, agar para guru mengantarkan para siswa ke layanan kesehatan terdekat.

Selama siswa libur, para guru bersama orang tua siswa masing-masing untuk memantau anak-anaknya belajar di rumah. Para guru juga tetap masuk kerja di sekolah. Mereka diharuskan menyiapkan fasilitas untuk cuci tangan bagi para siswa.

Pihaknya berharap, masyarakat dan orang tua siswa bisa ikut bekerja sama. Karena pendidikan tidak bisa dikelola sendirian, harus ada kerja sama dan sinergi antara sekolah dengan masyarakat serta orang tua siswa.

"Harapannya kita anak-anak belajar di rumah, tapi ketika anak justru tidak terawasi, malah kemana-mana juga tidak efektif. Saya ingin masyarakat, orang tua ikut berperan serta secara aktif," harap dia.

Halaman 2 dari 2
(rih/ams)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads