Seorang perempuan pekerja seks komersial (PSK) online berinisial SB (37) ditemukan tewas mengenaskan di Hotel Grand Sarila, Condongcatur, Kecamatan Depok, Sleman, Kamis (5/3) dini hari. SB ditemukan dalam keadaan bersimbah darah.
Kasat Reskrim Polres Sleman AKP Rudy Prabowo mengungkap korban ditemukan tewas di depan kamar hotel No 619 sekitar pukul 02.30 WIB.
Rudy menjelaskan kronologi peristiwa itu bermula saat rekan korban sesama PSK online berinisial W (34) memesan kamar di Hotel Grand Sarila. Dia memesan tiga kamar sekaligus dan check in pada Rabu (4/3) siang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari tiga orang PSK itu, satu orang yang juga PSK online berinisial W (34) itu check in dan pesan tiga kamar. Salah satunya untuk korban atas nama SB itu. Mereka masuk hotel pada Rabu (4/3) sekitar pukul 12.00," kata Rudy saat ditemui di Mapolres Sleman, Jumat (6/3).
Rudy menjelaskan ketiganya sering berpindah-pindah. Saat kejadian, W dan AE (22) pergi bekerja ditemani suami mereka masing-masing.
"Jadi mereka memang berpindah-pindah. Check in hotel dulu, setelah itu cari pelanggan. Kalau yang dua ini (W dan AE) malah ditemani suaminya. Korban ini juga ada suaminya, tapi tidak ikut," jelasnya.
Rudy melanjutkan, dari kesaksian W, tamu yang sedang bercumbu dengan SB merupakan teman dari pelanggannya. Hal itu terungkap dari pengakuan pelanggannya yang bertanya apakah temannya yang sedang di kamar No 619 sudah selesai apa belum.
"Tahunya berteman itu karena si saksi W ini ditanya sama tamunya, 'Kancaku sing ning kamar 619 itu wis rampungan apa urung' (temanku yang di kamar 619 sudah selesai atau belum?). Sekitar jam 23.00 WIB, saat tamunya W mau pulang diantarkan ke kamar 619. 23.30 WIB diantar, keluar dua orang dari kamar korban," jelasnya.
W mengaku masih sempat bertemu dengan korban setelah mengantarkan tamunya ke kamar korban. Korban mengaku kepada W, dirinya masih akan menerima tamu lagi. Kemudian saksi W kembali ke kamar hotelnya.
"Di saat itu, W masih ketemu sama korban. Di situ korban ngomong kayaknya ada tamu lagi. Saat itulah saksi balik ke kamar 617 yang (ditempati) saksi itu," ungkapnya.
Namun, selang 20 menit, terdengar teriakan dari kamar korban. Mendengar teriakan itu, suami W lantas berlari menuju kamar korban. Namun pintu dalam kondisi tertutup.
"20 menit lalu terdengar teriakan. Suami si W juga datang ke depan kamar, kemudian karena pintu sulit dibuka, akhirnya minta bantuan ke satpam," bebernya.
Saat kembali lagi ke kamar korban, pintu kamar sudah terbuka. Di situ korban ditemukan sudah dalam kondisi bersimbah darah. Posisinya berada di depan lorong kamar.
"Ternyata korban membuka kamar sendiri, kemudian begitu keluar dia langsung roboh. Makanya posisinya di depan lorong," ungkapnya.
"Itu sisa-sisa tenaga, korban bisa buka pintu dan langsung roboh. Saksi sudah berusaha memanggil ambulans juga lama. Korban sudah meninggal lebih dulu," dia menambahkan.
Korban diketahui sempat melakukan perlawanan. Namun, saat pintu terbuka, pelaku berhasil melarikan diri melalui jendela kamar yang terletak di lantai 6.
"Dia (korban) sempat melawan sempat teriak-teriak. Pelakunya kabur lewat jendela. Karena yang terbuka jendela. Dia keluar, lalu turun pakai tangga AC. Lantai enam masuk lantai tiga dia lalu kabur," paparnya.
Meski bisa melarikan diri, wajah pelaku terekam kamera CCTV. Polisi menduga pelaku merupakan tamu atau teman dekat korban.
"Pelaku terekam CCTV. Diduga pasti orang dekat. Apakah dia tamu atau temannya. Itu kan harus ketangkap dulu. Yang pasti dia datang sudah tahu kamar korban, yakni No 619. Yang mencurigakan, dia sudah menyiapkan," ucapnya.
Pelaku, kata Rudy menggunakan senjata belati untuk menghabisi nyawa korban. Berdasarkan hasil autopsi, terdapat banyak luka akibat senjata tajam di tubuh korban.
Kejadian itu, kata Rudy, sangat cepat. Dari rekaman CCTV, pelaku datang pukul 02.05 WIB.
"Itu cepat sekali. Jadi kalau dari CCTV, paling lama 20-30 menit kejadiannya. Jam 02.05 WIB pelaku datang," tuturnya.
Sejauh ini, polisi sudah memeriksa beberapa saksi. Selain itu, barang bukti sudah dikumpulkan.
"Satpam dan dokter sudah kami ambil keterangan. Bukti seperti belati yang digunakan pelaku yang ada bercak darah dan sandal pelaku yang tertinggal di kamar juga sudah kami amankan," pungkasnya.
Perkembangan terbaru dari kasus ini, polisi sudah memeriksa delapan orang saksi. Identitas pelaku juga sudah dikantongi polisi. Polisi mengungkap pelaku melarikan diri ke luar Yogyakarta.