Polisi mengecek ketersediaan masker di sejumlah apotek, minimarket dan distributor di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah. Hasilnya, stok masker kosong.
Saat dihubungi, Kapolres Pekalongan AKBP Aris Tri Yunarko mengatakan pihaknya melakukan pemantauan stok masker terutama di apotek dan minimarket. Hal itu dilakukan menyusul informasi sulitnya masyarakat memperoleh masker di toko-toko.
"Sama (kosongnya), Mas. Di wilayah yang lain untuk masker rata-rata dari bulan Januari sudah habis," kata Aris Tri Yunarko, Rabu (4/3/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pantauan detikcom, pengecekan stok masker salah satunya dilakukan di wilayah Polsek Kedungwuni. Menurut Kapolsek Kedungwuni AKP Prisandi Tiar, dari hasil pantauan, harga jual masker sudah mencapai Rp 300 ribuan satu kotak yang berisi 50 masker. Stoknya saat ini kosong.
"Untuk wilayah kami (Kedungwuni), hasil pantauan ketersediaan masker di apotek dan minimarket tidak ada atau kosong," katanya.
Selain di apotek dan minimarket, polisi juga menyisir salah satu distributor masker. Hasilnya pun sama.
"Tadi juga kita lakukan pemantauan di pabrik pembuatan kasa dan perban yang juga menstok masker, hasilnya sama, barangnya tidak ada. Katanya pre-order sudah sebulan ini," jelasnya.
Kepada polisi, pemilik PT USM Berkah Jaya selaku distributor masker, HM Irza Fadholi mengaku sudah sebulan ini stok masker kosong. Pihaknya mendapat kiriman masker dari perusahaan yang berada di Bandung.
"Kita join dengan perusahaan dari Bandung. Tanpa merek dibawa ke sini, baru di sini dikemas dan label di sini," katanya.
Irza menyebutkan pihaknya menjual masker terakhir pada awal Februari 2020 sebanyak 18 ribu masker.
"Sebenarnya kita jual itu cuma Rp 15 ribu (per kotak). Kita dengar orang lain jualnya sampai seratus ribu per boks," ucapnya.
Sampai akhir bulan Februari 2020, pihaknya belum mendapat kiriman stok lagi. Biasanya per bulan perusahaannya mendapat jatah sekitar 2 ribu kotak. Satu kotak berisi 50 lembar masker.
"Kita hanya dapat jatah itu. Sampai Februari tidak ada stok ke sini lagi," katanya.
Salah satu warga yang merasa kesulitan untuk mendapatkan masker adalah Nurul Saedah (18). Mahasiswi warga Pekalongan ini sudah tiga kali keluar masuk apotek untuk membeli masker, namun belum membuahkan hasil.
"Saya biasa pakai masker, kebetulan persediaan kosong. Tadi cari masker di apotek-apotek kosong semuanya, termasuk yang sini," kata Nurul saat ditemui.
Biasanya, Nurul membeli masker dengan harga Rp 1.000 per masker. "Saya belinya eceran biasanya. Satu masker seribu. Ini mau cari kok gak ada semuanya," akunya.
(rih/rih)