Hujan abu akibat letusan Gunung Merapi di lima Kecamatan di Kabupaten Klaten sudah berhenti. Namun masyarakat diminta tetap mengenakan masker dan pelindung mata terutama saat berada di luar ruangan.
Pantauan detikcom di tiga kecamatan paling terdampak yaitu Kecamatan Delanggu, Wonosari dan Polanharjo, hujan abu reda sekitar pukul 09.30 WIB. Hujan abu yang dimulai sekitar pukul 08.20 WIB itu semakin siang memudar.
Sinar matahari yang semula tak mampu menembus abu, akhirnya menerangi jalan dan perkampungan. Sejak hujan reda, warga mulai keluar beraktivitas menggunakan masker.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Abu turun sekitar satu jam. Tapi cukup merepotkan sebab sulit dibersihkan," ungkap Nasir, warga Desa Wadung Getas, Kecamatan Wonosari pada detikcom saat membersihkan trotoar, Selasa (3/3/2020).
Nasir menjelaskan debu cukup tebal seperti bercampur pasir halus. Saat debu dan abu menempel di lantai atau kendaraan, sulit dibersihkan.
Guru kelas 6 SDN 2 Gatak, Kecamatan Delanggu, Mulyani menjelaskan hujan abu erupsi Gunung Merapi tidak berdampak pada belajar mengajar. Sebab saat hujan melanda, para siswanya sudah berada di dalam kelas.
"Siswa sudah masuk jadi aman. Karena ujian tengah semester tidak ada pelajaran," jelas Mulyani pada detikcom.
Meski demikian, kata Mulyani, sekolah tetap membagikan masker kepada para muridnya.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Pemkab Klaten, Anggit Budiarto meminta masyarakat tetap mengenakan masker dan pengaman meski hujan abu sudah reda. Hal itu untuk mencegah gangguan pernapasan dan mata.
"Yang diwaspadai ISPA dan mata. Kalau bisa masyarakat tidak banyak keluar rumah dulu sebelum abu hilang," terang Anggit.
(sip/sip)