PDIP sesumbar bakal melawan kotak kosong di enam daerah dalam Pilkada serentak 2020 di Jawa Tengah. PKB yang berkoalisi dengan PDIP menilai tantangan melawan kotak kosong justru lebih berat.
"Kotak kosong menurut saya lebih berat. Kotak kosong itu menggiring opininya kan lebih mudah. Hanya (pilih) dia (calon) atau tidak (pilih kotak kosong) kan," kata Ketua DPW PKB Jawa Tengah, KH Muhammad Yusuf Chudlori saat ditemui di Tegalrejo, Kabupaten Magelang, Jumat (21/2/2020).
"Kalau dua calon, masyarakat masih 'ini' atau 'itu', tetapi kalau 'ini' tapi kosong, menggiring opininya kan lebih mudah. Menurut saya merupakan tantangan menarik untuk teman-teman, bagaimana menyakinkan konstituen," sambung pria yang akrab disapa Gus Yusuf itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika terpaksa melawan kotak kosong, Gus Yusuf mengaku PKB tetap siap untuk memenangkan pemilihan. Apalagi calon yang diusung sudah ditanya kesiapannya sejak tahap penjaringan.
"Kami mengajukan calon itu yang siap segalanya. Ketika fit and proper test, kami sampaikan. Njenengan (Anda) siap atau tidak? Untuk ada lawan maupun kotak kosong," terang Gus Yusuf.
Diberitakan sebelumnya, Sekretaris DPD PDIP Jateng Bambang Kusriyanto mengatakan 12 paslon yang sudah mendapat rekomendasi ditargetkan untuk memenangi Pilkada 2020. Sedangkan target kemenangan adalah 14 daerah dari 21 daerah yang menggelar Pilkada di Jateng.
"Dari 12 itu kans menang. Dari 21 kabupaten/kota yang menggelar Pilkada di 2020, target minimal kami menang di 14 daerah," kata Bambang kepada wartawan, Kamis (20/2).
Ia menjelaskan ada enam kabupaten/kota yang berpotensi melawan kotak kosong. "Ada enam kabupaten/kota yang dimungkinkan tidak memunculkan paslon lawan," kata Bambang.
Keenam paslon yang diprediksi tak ada lawan tersebut adalah Hendrar Prihadi-Hevearita G Rahayu (Kota Semarang), Sri Sumarni-Bambang Pujiyanto (Kabupaten Grobogan), Joko Sutopo-Sriyono (Kabupaten Wonogiri), Kusdinar Untung Yuni Sukowati-Suroto (Kabupaten Sragen), Mohammad Said Hidayat-Wahyu Irawan (Kabupaten Boyolali), dan Ngesti Nugraha-Basari (Kabupaten Semarang).
"Karena di beberapa daerah kemungkinannya seperti itu. Ketika PKB dan PDIP bareng, ini ya di atas kertas, kita insyaallah sudah leading. Tapi ya tidak boleh jumawa, tetap hati-hati. Tidak boleh mengentengkan konstestasi. Seperti di Sragen, Kabupaten Semarang, orang sudah berpikir," imbuh Gus Yusuf.
Tonton juga video PDIP Klaim Elektabilitas Gibran Naik, Masyarakat Antusias:
(rih/mbr)