Ide Siswi Korban Penyiksaan Pindah Sekolah Dinilai Jadi Preseden Buruk

Ide Siswi Korban Penyiksaan Pindah Sekolah Dinilai Jadi Preseden Buruk

Bayu Ardi Isnanto - detikNews
Selasa, 18 Feb 2020 17:56 WIB
Ketua Umum Asosiasi Profesi Pendidikan Khusus Indonesia (APPKhf), Munawir Yusuf, Selasa (18/2/2020).
Foto: Ketua Umum Asosiasi Profesi Pendidikan Khusus Indonesia (APPKhf), Munawir Yusuf. (Dok UNS)
Solo -

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sempat mengusulkan pemindahan siswi SMP Muhammadiyah Butuh Purworejo yang disiksa tiga kawannya ke Sekolah Luar Biasa (SLB). Meski siswi tersebut berstatus anak berkebutuhan khusus (ABK), rencana itu dinilai bakal menimbulkan preseden buruk.

Hal tersebut diungkapkan Ketua Umum Asosiasi Profesi Pendidikan Khusus Indonesia (APPKhf), Munawir Yusuf. Dia menilai seharusnya pemindahan siswi tersebut diutamakan ke sekolah inklusi lainnya.

"Ini akan menjadi preseden buruk bagi dunia pendidikan dan sekaligus dapat meruntuhkan nilai-niiai dasar pendidikan inklusif yang diperjuangkan oleh dunia maupun bangsa Indonesia melalui berbagai konvensi dan perundang-undangan yang ada," kata Munawir di Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Selasa (18/2/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Guru besar sekaligus Ketua Senat di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UNS itu sebenarnya tidak mempermasalahkan keberadaan SLB. Namun dalam kasus ini, siswi ABK itu tidak dapat dipindahkan begitu saja ke SLB.

"Tidak dibenarkan memindahkan anak berkebutuhan khusus dari sekolah inklusi ke SLB dengan alasan mengalami perundungan," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Dia meminta semua pihak fokus pada akar permasalahannya. Bukan justru dengan mudah memindahkan korban perundungan ke SLB.

Uang Rp 2.000, Motif Sekelompok Siswa SMP Purworejo Keroyok Siswi:

"Pelaku perlu diberikan tindakan yang tegas. Dan seharusnya dicari akar permasalahannya, bukan siswa ABK yang harus dikorbankan dengan memindahkannya ke SLB," kata Munawir.

Munawir pun meminta Gubernur Ganjar meninjau kembali usulannya. Dia juga menambahkan bahwa kasus ini seharusnya menyadarkan pemerintah bahwa pelaksanaan regulasi terkait pendidikan inklusi masih jauh dari yang diharapkan.

"Dengan hormat, kami memohon Pak Ganjar meninjau kembali usulan tersebut. Selain itu, seluruh stakeholder harus terus meningkatkan kualitas pendidikan inklusif di Indonesia," tutupnya.

Ganjar sebelumnya sempat mengungkap pihaknya sedang merayu siswi korban penyiksaan tiga siswa temannya itu agar mau pindah sekolah.

"Rayuan kita sampai tadi malam insyaallah berhasil, saya kepingin anak ini, karena kebutuhan khusus sekolahnya di sekolah yang bisa fasilitasi itu," kata Ganjar di kantornya, Jumat (14/2).

Ganjar menjelaskan pemerintahan sudah bertanggung jawab mencarikan tempat kos dan sekolah. Saat ini tinggal menunggu kepastian dari keluarga korban.

"Kita bertanggung jawab sudah carikan tempat kos, sudah dicarikan sekolah, tinggal sekarang kita rayu orang tuanya. Sampai tadi malam 80 persen tinggal 20 persen, karena ini (orang tuanya) buruh, si korban agar dia bisa 'berjalan' kita siapkan masa depan dengan baik, ini kita jamin," tutur Ganjar.

Halaman 2 dari 2
(sip/rih)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads