Postingan foto blur mahasiswi pengurus Jamaah Muslim Geografi (JMG) Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) akhirnya dihapus setelah menuai polemik. Rektor UGM, Panut Mulyono, mengingatkan secara keras agar unggahan seperti itu tak diulangi.
"Sampai sekarang, mereka sudah menindaklanjuti lebih bagus. Daripada itu membuat resah dan gundah, (foto blur) itu ditiadakan," ujar Dekan Fakultas Geografi UGM, Muh Aris Marfai, Rabu (12/2/2020).
Aris menjamin tidak ada maksud apapun dari pemburaman foto pegiat dakwah perempuan yang dilakukan oleh JMG. Dia menyatakan tidak ada aktivitas radikalisme yang berkaitan dengan keputusan foto perempuan di struktur organisasi JMG yang diblur.
"Saya mengetahui ini akan memunculkan interpretasi yang bermacam. Bahkan, ada yang mengaitkan dengan radikalisme. Namun, saya nyatakan dan saya garansi, tidak ada aktivitas sempit seperti itu di Fakultas Geografi," kata Aris.
Diberitakan sebelumnya, foto mahasiswi pengurus JMG UGM di akun Twitternya @JMG_UGM ramai dibicarakan di media sosial kemarin. Sebab dalam posting-an tersebut, foto mahasiswi yang menjadi pengurus JMG UGM disamarkan alias di-blur, sedangkan foto pengurus laki-laki tidak di-blur. Foto tersebut di-posting pada Jumat (11/2).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akun tersebut masih bisa diakses pada pagi hari tadi, Selasa (11/2). Namun sejak siang kemarin, akun tersebut telah di-protect.
Simak Video "Polemik Foto Blur Mahasiswi Geografi UGM, Dekan Perintahkan Dihapus"
Pantauan detikcom, foto yang jadi kontroversi di media sosial itu merupakan foto susunan kepengurusan JMG UGM. Tertulis dalam keterangan foto yang di-posting, "Inilah susunan kepengurusan JMG 1441-1442 H."
Atas terjadinya pemburaman foto para mahasiswi pegiat dakwah tersebut, Rektor UGM, Panut Mulyono, akhirnya angkat bicara. Sang rektor membuat pernyataan tegas mengenai hal tersebut.
"Karena kita menegakkan kesetaraan gender. Jangan main-mainlah dengan foto," tegasnya.
Walaupun dia yakin mahasiswa dan mahasiswi JMG UGM tidak berniat apa-apa, Panut menambahkan, tindakan seperti itu bisa memunculkan pengertian lain dari orang yang melihat gambar tersebut.
"Tidak boleh. Jelas, kalau dari saya, jangan membuat sesuatu yang bisa menimbulkan interpretasi lain dari pihak-pihak lain," tekannya.
Panut juga menegaskan bahwa dia akan menasihati dan mengimbau kepada JMG UGM. "Saya akan nasihati begitu ke mahasiswa dan mahasiswi JMG," pungkasnya.