'Baju Kebesaran' Ratu Keraton Agung Sejagat Ternyata Juga Dibuat di Yogya

'Baju Kebesaran' Ratu Keraton Agung Sejagat Ternyata Juga Dibuat di Yogya

Pradito Rida Pertana - detikNews
Rabu, 29 Jan 2020 19:34 WIB
Suasana Keraton Agung Sejagat
'Raja' dan 'Ratu' Keraton Agung Sejagat saat konferensi pers di Purworejo. (Rinto Heksantoro/detikcom)
Bantul -

Baju kebesaran milik 'Raja' dan 'Ratu' Keraton Agung Sejagat ternyata hasil produksi Putro Moelyono Drumband di Yogyakarta. Seragam tersebut terbuat dari bahan jas dan memiliki kualitas lebih baik dari seragam pengikutnya.

Pemilik Putro Moelyono Drumband, Wahyu Agung Santoso (35), mengatakan, selain 297 setel seragam untuk pengikut Keraton Agung Sejagat, ia memproduksi lima setel seragam kebesaran untuk 'Raja' dan 'Ratu' Keraton Agung Sejagat.

Kelima setel itu dari masing-masing terdiri atas dua setel seragam untuk 'Raja' dan 'Ratu', serta satu setel untuk anak 'Raja' dan 'Ratu'.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi lima setel itu terdiri atas dua setel warna marun dan dua setel warna hitam, masing-masing untuk 'Raja' dan 'Ratu'. Terus satu setel untuk anak ('Raja' dan 'Ratu' Keraton Agung Sejagat)," ujarnya saat dihubungi detikcom melalui sambungan telepon, Rabu (29/1/2020).

Menurutnya, kedua seragam kebesaran itu memiliki perbedaan yang cukup signifikan dengan seragam para pengikut Keraton Agung Sejagat. Kualitas bahan yang dipergunakan lebih bagus.

ADVERTISEMENT

"Bahannya yang lima setel itu lebih bagus, dia (Fanni) bawa sendiri bahannya. Bahannya itu bahan jas, tapi bahan jas yang bagus dan mengkilap itu, Mas," katanya.

Pria yang kerap disapa Koko ini mengatakan perbedaan seragam kebesaran dengan para pengikutnya terletak pada bahan dan warna.

"Hanya beda bahan dan beda warna seragam saja, Mas. Modelnya (seragam) sama. Modelnya itu mirip seperti baju Kerajaan Brunei (Darussalam)," ucapnya.

Koko bercerita baju kebesaran 'Raja' dan 'Ratu' Keraton Agung Sejagat buatannya pernah dipakai Raja Toto Santoso saat kirab dan konferensi pers di Desa Pogung Juru Tengah, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu.

Berdasarkan informasi tersebut, detikcom menunjukkan foto saat Fanni dan Toto mengikuti kirab dengan menunggangi seekor kuda kepada Koko. Setelah melihat foto tangkapan layar itu, Koko membenarkan seragam itu buatannya.

"Iya, yang pakai kuda itu tapi yang 'Raja', Mas. Kalau yang 'Ratu' tidak pakai, itu dia pakai yang baju warna marun. Nah, kalau yang (baju kebesaran) warna hitam seperti dipakai saat mereka konferensi pers itu, Mas," kata Koko.

Sebelumnya, Koko menyebut 'Ratu' Keraton Agung Sejagat Fanni Aminadia memesan 297 setel seragam dan 5 setel seragam khusus untuk Raja, Ratu, dan anak.

"Jadi total pemesanan Fanni itu sekitar 300 setel. Terus untuk yang 297 seragam itu pakai bahan jas. Tapi kalau yang lima setel itu dia (Fanni) bawa bahan sendiri, lebih mahal itu bahannya," katanya.

Untuk 297 seragam itu berwarna hitam dengan beragam aksesori yang didominasi warna kuning dan merah. Sedangkan lima setel merupakan baju kebesaran 'Raja' dan 'Ratu' yang berwarna marun dan hitam dengan aksesori yang sama.

"Untuk satu setel itu (297 seragam untuk pengikut Keraton Agung Sejagat) Rp 900 ribu, itu sudah meliputi topi, baju, celana, dan aksesori. Kalau yang lima itu harganya per setel Rp 600 ribu, karena dia bawa bahan sendiri," ucapnya.

Simak Video "Terungkap! Di Sini Seragam Keraton Agung Sejagat Dibuat"

[Gambas:Video 20detik]

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads