Setelah erupsi Gunung Merapi tahun 1961, empat desa di wilayah Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang tak berpenghuni lagi. Seperti apa kondisi terkini empat desa yang berjarak sekitar 3 km dari puncak Merapi itu?
Empat desa tersebut adalah Desa Kali Gesik, Ngori, Brubuhan dan Ngimbal. Pascaerupsi Merapi tahun 1961, para penduduknya meninggalkan desa dan diikutkan program transmigrasi ke Lampung. Sehingga sekarang sudah 59 tahun kawasan tersebut tak lagi berpenghuni.
Pantauan detikcom, medan untuk sampai di lokasi empat desa tersebut cukup sulit. Salah satunya untuk menuju Desa Ngori, bisa ditempuh dari desa terdekat yakni Desa Kemiren, Kecamatan Srumbung. Jika cuaca tidak mendukung, cukup sulit untuk menjangkau wilayah Desa Ngori yang kini menjadi hamparan ditumbuhi tanaman liar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala Desa Kemiren, Yusuf Herlambang, menjelaskan Desa Ngori kini menjadi lahan pertambangan. Namun dia tak menjelaskan tambang apa yang dimaksud.
"Ngori itu hamparan, menjadi lahan pertambangan," kata Yusuf kepada detikcom, Jumat (24/1/2020).
"Kalau yang di luar itu menjadi lahan rakyat. Jadi tanaman bebas, tanaman yang penting di situ ada istilahnya ada keinginan untuk menghijaukan, itu saja. Tidak termotivasi untuk bisnis maupun ekonomi, yang penting bisa terawat, terjaga dengan baik," lanjutnya.
![]() |
Yusuf mengungkapkan, akibat erupsi Merapi tahun 1961, batas antardesa terdampak tidak diketahui lagi. Demikian halnya dengan kondisi perkampungan maupun lainnya.
"Tidak diketahui karena tersapu lahar. Bekas rumah maupun makam tidak terlihat," ujarnya.
Diwawancarai terpisah, Kepala Bagian Pemerintahan Setda Kabupaten Magelang, Nanda Cahyadi Pribadi, mengatakan Desa Brubuhan, Ngori, Kali Gesik, dan Ngimbal dikosongkan setelah ditetapkan sebagai kawasan merah atau rawan bahaya letusan Merapi oleh Pemprov Jawa Tengah.
"Pak Gubernur saat itu mentransmigrasikan para penduduk di sana karena sudah tidak bisa ditempati di sana. Karena mengingat sangat bahaya," kata Nanda, Jumat (24/1).