Dua orang yang dilaporkan itu adalah Muh Wahyudi (43) dan Indriyana Fatmawati (41), warga Dusun Sempu Desa Wedomartani, Ngemplak, Sleman. Keduanya dilaporkan ke Polsek Depok Timur, Sleman.
"Betul ada laporan tersebut, unit Reskrim Polsek Depok Timur masih melakukan penyelidikan keberadaan pelaku. Hingga saat ini belum ada perkembangan dan kami terus mencari keberadaan pelaku," ujar Kapolsek Depok Timur, Kom (Pol) Paridal, Rabu (22/1/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu warga yang mengaku korban investasi, Nana Cholidah (51), memaparkan bahwa dia ditawari investasi pengadaan sembilan bahan pokok (sembako) untuk kebutuhan sejumlah hotel berbintang di Yogyakarta.
"Setiap korban menanamkan investasi beragam, mulai dari Rp 100 juta hingga Rp 12 miliar. Selain perorangan, ada pula investasi bersama," ucapnya.
Untuk satu kerjasama investasi pembagian keuntungan antara 50 hingga 55 persen. Nana menjelaskan, investasi ini telah berjalan selama tiga tahun. Sebelum akhirnya macet di penghujung 2019.
"Sebagai perbandingan, kalau modalnya Rp 100 juta keuntungannya bisa sampai Rp 8 juta dengan jangka waktu 15 sampai 30 hari. Awalnya baik-baik saja selama tiga tahun, bahkan faktur langsung diberikan setiap kirim barang. Akhirnya kami percaya kasihkan ke dia (pelaku) dan langsung cairkan (faktur) sendiri," bebernya.
Simak Juga Video "News of the Week: Ade Irawan Meninggal, Investasi Bodong MeMiles"
Nana menjelaskan, dalam mengelabuhi korbannya kedua pelaku menggunakan dalil-dalil agama dalam menjalankan bisnis. "Pakai dalil agama agar yakin bisnis yang dijalani murni professional dan tak ada unsur penipuan," ucapnya.
Namun, pada penghujung Desember 2019, tiba-tiba penarikan modal dan keuntungan tak berjalan mulus. Kedua pelaku juga mulai sulit dihubungi. "Karena itu kami laporkan pelaku ke Polsek Depok Timur," jelasnya.
Warga lain yang juga mengaku sebagai korban, Luthfi Kurniawan Sahirul Alim (38) warga Purwomartani, Kalasan, Sleman, menuturkan kerugian yang dideritanya mencapai Rp 1,2 miliar. Kerugian itu terhitung dari sejak awal dia investasi dari akhir tahun 2017.
"Awalnya saya nebeng investasi beras ke Mbak Nana, Nana itu kakak saya. Lambat laun kok investasinya bener dan ada keuntungannya lalu saya investasi sendiri dan mulai berhubungan dengan si Indriyana awalnya hanya puluhan juta lalu nambah terus. Total kerugian yang saya derita Rp 1,2 miliar," ucap Luthfi saat dihubungi.
Dari catatannya, diperkirakan ada puluhan investor yang tertipu. Saat ini tercatat ada sekitar 46 korban. "Baru 46 korban tapi itu kemungkinan besar bisa terus bertambah. Untuk sementara total kerugian dari para investor mencapai Rp 64 miliar," ungkapnya.
Menurutnya, sejauh ini baru ada dua korban yang melapor. Sebagai perwakilan dari para korban dugaan penipuan investasi sembako itu. "Resmi melapor dua orang, yang lain ikut di dalam laporan itu termasuk saya," ujarnya.
Saat ini, pihaknya belum mengetahui sama sekali keberadaan kedua pelaku. Sebab, sejak Desember 2019, pelaku sulit dihubungi. "Sekarang (pelaku) menghilang, mas. Nomornya (HP) dihubungi sudah tidak aktif," tuturnya.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini