Cerita Warga Temukan Terowongan Kuno Era Belanda di Klaten

Cerita Warga Temukan Terowongan Kuno Era Belanda di Klaten

Achmad Syauqi - detikNews
Sabtu, 18 Jan 2020 23:34 WIB
Bagian dalam terowongan kuno di permukiman padat di Klaten (Foto: Acmad Syauqi/detikcom)
Klaten - Terowongan kuno era Belanda yang ditemukan di Dusun Cokro Kembang, Desa Daleman, Kecamatan Tulung, Klaten ditemukan warga tanpa rencana sebelumnya. Ternyata, penemuan terowongan itu berawal dari kenangan masa kecil.

"Dari saya kecil terowongan sudah tapi memang sudah tidak tersentuh warga selama 30-40 tahun," kata Danang Heri Subiantoro (53) warga yang menginisiasi penelusuran terowongan kepada detikcom, di lokasi, Sabtu (18/1/2020).

Danang mengatakan ide untuk menyusuri terowongan itu muncul pada 25 November 2019 lalu. Pagi itu dia lalu mengajak tetangganya Novita Setiawan alias Wawan (42) untuk mulai menengok terowongan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya ajak Wawan pagi ke mulut terowongan di tepi sungai. Naik turun tebing di selatan dusun dan ternyata tidak bisa masuk sebab harus merangkak," ujar Danang.


Danang lalu menemui pemilik rumah yang ada di atas mulut terowongan. Tak cuma itu, dia juga browsing terkait sejarah di desanya. Ide untuk membuat desa wisata edukasi sejarah pun muncul dan ditindaklanjuti dengan bertemu tokoh masyarakat.

"Saya kasih pandangan dan warga tertarik sehingga sepekan kemudian warga kerja bakti di mulut terowongan. Sebab saya berpikir terowongan itu tidak cuma bekas saluran limbah PG Cokro tetapi juga bungker," jelas Danang.

Untuk membersihkan terowongan itu ternyata tidak mudah. Sebab, terowongan tersebut dipenuhi sedimen lumpur. Untuk membersihkan sedimen itu, mulanya tujuh warga membawa oksigen dan alat keruk merangkak ke dalam.


Sekitar 17 meter, ternyata ruangan terowongan itu makin lebar dan warga tak perlu merangkak karena bisa berdiri. Sejak itu penggalian sedimen dilakukan dengan membuka jalan melalui lubang berukuran sekitar enam meter di depan rumahnya.

"Setelah lubang tembus ternyata di dalam terowongan banyak kelelawar. Jumlahnya mungkin ribuan ekor tetapi tidak ada hewan berbisa di dalamnya," terang Danang.

Danang bercerita untuk mengantisipasi gas dan bau kotoran kelelawar, warga lalu membawa blower. Pembersihan sedimen pun dilanjutkan hingga ke mulut terowongan.

"Hanya saja di mulut terowongan setelah dibersih masih ada semacam pintu cor yang tebal. Terpaksa kami bongkar dengan menarik menggunakan kerekan sebab berat," tambahnya.

Setelah pintu cor itu terbongkar, sedimen di mulut terowongan semakin mudah dibersihkan. Warga kaget sebab di dalam ada tiga cabang yang tertutup.

"Dua cabang lorong ditutup cor dan satu tertutup tanah uruk di dekat rumah saya dan belum ada rencana lanjutnya" paparnya.

Lubang yang dibuat di area rumah Danang untuk akses masuk ke terowonganLubang yang dibuat di area rumah Danang untuk akses masuk ke terowongan (Foto: Acmad Syauqi/detikcom)

Warga yang ikut masuk ke terowongan pertama kali, Wawan mengaku kaget karena tidak menemukan hewan berbisa. Binatang yang ada di terowongan yang lama tertutup itupun hanya kecoa dan kelelawar.

"Anehnya tidak ada hewan berbisa. Cuma ada kecoa kecil dan kelelawar yang banyak," tutur Wawan.
Halaman 2 dari 2
(ams/ams)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads