"Saya ini korban mas, tidak tahu apa-apa. Karena dulu sering kumpul diajak ya ikut," kata Sudadi menanggapi tipu-tipu ala Keraton Agung Sejagat saat berbincang dengan detikcom, Kamis (16/1/2020).
Sudadi menceritakan, dalam Keraton Agung Sejagat, dia mendapat jabatan sebagai maha menteri atau semacam menteri koordinator. Dia memiliki jabatan menteri dengan pangkat jenderal bintang tiga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apalagi saat tiba di kompleks Keraton Agung Sejagat di Dusun Pogung, Desa Juru Tengah, Kecamatan Bayan, Purworejo, dia sempat disanjung ibu-ibu yang mengatakan 'Pak Jenderal Bintang Tiga gagah dan berkumis'. Saat itu Sudadi datang setelah mengikuti kirab sejauh tiga kilometer.
"Saya sempat tersanjung, kok penyambutannya seperti itu. Apalagi juga dijaga juga oleh polisi," tutur warga Plumbon, Kecamatan Temon, Kulon Progo ini.
Namun, Sudadi mulai merasa ada kejanggalan setelah mengikuti sidang untuk mendengarkan dekrit yang dibacakan oleh si raja Toto. Dekrit hanya dibacakan tanpa ada ketok palu. Itu dilakukan dua kali dengan disaksikan oleh para pengikutnya secara bergantian.
Forum Keraton Merasa Tercoreng Gegara Ulah Raja-Ratu Agung Sejagat:
Sudadi menambahkan, dia banyak mengeluarkan uang selama menjadi pengikut Keraton Agung Sejagat. Tapi Sudadi tak menyebutkan jumlah uang yang dia keluarkan tersebut.
Ia hanya memerinci uang dipakai untuk membayar seragam, menyewa mobil, makan dengan teman-temannya, hingga iuran-iuran lain. Dia juga terpaksa menomboki temannya yang ingin naik pangkat.
Kini, Sudadi hanya bisa ikhlas menerima kenyataan setelah raja-ratu Keraton Agung Sejagat ditangkap Polda Jawa Tengah pada Selasa (14/1) lalu atas sangkaan penipuan dan bikin onar.
Sudadi mengaku tidak akan menuntut kepada siapapun. "Biarlah, saya tidak akan menuntut," tuturnya.
(rih/ams)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini