Kwarcab Yogya Panggil Pembina yang Ajarkan Tepuk Pramuka 'No Kafir'

Kwarcab Yogya Panggil Pembina yang Ajarkan Tepuk Pramuka 'No Kafir'

Usman Hadi - detikNews
Senin, 13 Jan 2020 16:42 WIB
Foto: Suasana di SDN Timuran Kota Yogyakarta (Usman Hadi/detikcom)
Yogyakarta - Peserta kursus pembina pramuka mahir tingkat lanjutan (KML) yang mengajarkan tepuk dan yel-yel menyinggung kafir ditegur. Kwartir Cabang (Kwarcab) Pramuka Kota Yogyakarta bakal memanggil pembina tersebut untuk dimintai klarifikasi.

"Sekarang sedang kita minta untuk yang bersangkutan nanti dipanggil oleh teman-teman Kwarcab (Kota Yogyakarta) yang kemarin bertanggungjawab terhadap kegiatan kursus mahir lanjutan ini untuk didalami," kata Ketua Kwartir Cabang Pramuka Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi kepada wartawan, Senin (13/1/2020).


Heroe mengaku tak tahu motif peserta KML menyampaikan tepuk dan yel-yel 'Islam Islam Yes, Kafir Kafir No' di hadapan para siswa-siswi Pramuka itu. Pembina Pramuka yang diketahui berasal dari Gunungkidul itu rencananya bakal dipanggil dan dimintai keterangan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ya nanti kita undang di Kantor Kwarcab (Kota Yogyakarta). Artinya kita luruskan kembali persoalan-persoalan yang sebenernya terjadi apa, bagaimana, dan terus konsekuensinya apa," ujar Heroe.

Diberitakan sebelumnya, seorang peserta KML Kwarcab Pramuka Kota Yogyakarta mengajarkan tepuk pramuka saat melangsungkan praktik di SD N Timuran, Kota Yogyakarta, Jumat (10/1) lalu. Peristiwa ini diungkap oleh salah seorang wali murid SD N Timuran berinisial K.

Menurut K, praktik KML itu awalnya berjalan normal. Namun tetiba muncul salah seorang pembina Pramuka putri asal Kabupaten Gunungkidul mengajarkan tepuk yang disematkan yel-yel rasis.

"Saya kaget karena di akhir tepuk kok ada yel-yel 'Islam Islam Yes, Kafir Kafir No'," terang K lewat pesan singkat kepada detikcom.


Mendengar itu, K langsung melayangkan protes ke pembina senior di SDN Timuran Kota Yogyakarta. Dia keberatan sebab materi yel-yel itu jelas mencederai kebhinnekaan.

"Spontan saya protes dengan salah satu pembina senior, saya menyampaikan keberatan dengan adanya tepuk itu, karena menurut saya itu mencemari kebhinekaan pramuka. Seketika pembina senior itu menyampaikan permintaan maaf, dan berjanji menyelesaikan dengan pembina terkait," sebutnya.
Halaman 2 dari 2
(ams/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads