"Ada 12 yang meninggal satu. Untuk 12 itu total dari bulan Desember sampai sekarang (Januari 2019), jadi enam rawat jalan dan enam rawat inap," kata Kepala Bidang Pelayanan Medik dan Keperawatan RSUD Wonosari, Triyani Heni Astuti saat ditemui di RSUD Wonosari, Jumat (10/1/2020).
Ke-12 pasien itu mayoritas berasal dari Dusun Ngrejek, Desa Gombang, Kecamatan Ponjong. Selain itu ada pula pasien yang berasal dari Kecamatan Semanu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Heni menyebut pasien yang meninggal dunia berasal dari Desa Gombang, Kecamatan Ponjong. Korban yang meninggal itu pria berusia 52 tahun.
"Untuk yang meninggal itu dari Gombang, dan saat masuk Rumah Sakit (RSUD Wonosari) bulan Desember itu kondisinya sudah parah," jelasnya.
"Jadi kondisinya sudah kaku, dan pas datang seperti orang kejang itu, seperti (terkena) meningitis dan belum sampai rawat inap. Karena itu diagnosanya (meninggal) meningitis suspect antraks," sambung Heni.
Karenanya Heni tak berani menyebut ke-12 pasien itu merupakan pasien positif antraks. Sebab, hingga saat ini hasil laboratorium belum keluar.
"Karena kepastian dari diagnosa antraks ini adalah dari hasil laboratorium darah pasien yang dikirim ke laboratorium di Bogor. Nah, ini menjadi kewenangan Dinas Kesehatan yang ambil sampel dan kirim ke Bogor, dan sampai saat ini kami belum dapat hasil itu," terangnya.
"Sehingga semua pasien yang kami rawat di sini itu adalah suspect, dengan kriteria bahwa yang pasien ini berasal dari daerah yang ada sapi mati karena diduga antraks. Kita sudah dapat informasi dari Dinkes," imbuh Heni.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini