"Kami mengimbau untuk masyarakat pengguna jalan untuk hati-hati yang melewati jalan SSB," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Boyolali, Kurniawan Fajar Prasetyo, usai Apel Posko Terpadu Penanggulangan Bencana Alam di halaman BPBD, Rabu (8/1/2020).
Yoyok, sapaan karibnya, menyebut jalur SSB itu merupakan salah satu jalur yang menjadi atensi BPBD terkait bencana tanah longsor. Salah satu rute rawan yang wajib menjadi perhatian yakni wilayah Kecamatan Cepogo hingga Selo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
BPBD Boyolali juga telah memetakan tanah longsor yakni di Kecamatan Selo, Cepogo dan Musuk. Kemudian untuk daerah rawan banjir di Kecamatan Banyudono, Sawit, Ngemplak dan Juwangi. Untuk daerah rawan terdampak erupsi Gunung Merapi yakni Kecamatan Selo, Cepogo dan Musuk.
"Sesuai perintah Bupati Boyolali per 1 Januari sampai dengan 10 Februari 2020, kita adakan Posko Terpadu, antara Pemerintah Boyolali, Polri dan TNI," ujarnya.
Posko terpadu ini berlangsung selama 40 hari mulai per 1 Januari hingga 10 Februari 2020 mendatang. Setiap harinya akan ada 10 personel dari TNI, Polri, Dinkes, BPBD, dan relawan yang siaga di posko.
"Kita adakan patroli tiap pagi dan malam untuk melakukan update terkini tentang keadaan bencana di daerah Boyolali. Kita lebih bergerak pada kesiap-siagaan, kita patroli, kita laporkan pada pimpinan dan kita tindakan bergerak cepat," jelas Yoyok.
Di lokasi yang sama, Wakil Bupati Boyolali Mohammad Said Hidayat mengatakan pembentukan posko ini untuk siaga bencana. Diharapkan jika terjadi bencana penanganan bisa lebih cepat untuk meminimalisir timbulnya korban.
"Tetapi kita terus berdoa agar bencana tidak terjadi di Boyolali. Harapan kepada masyarakat, bagaimana kita membangun kesadaran bersama untuk menjaga kearifan lokal, bagaimana titik-titik rawan bencana ini tidak terjadi bencana," harapnya.
Tonton juga Jokowi Minta Menteri PUPR Segera Buka Akes ke Desa Terisolasi :
(ams/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini