Ketiga ABK yang dievakuasi yakni Casmian (50) warga Mulyorejo, Kecamatan Tirto, yang merupakan juru mudi kapal; Olil (35) warga Dusun Buntek, Desa Rowoyoso dan Iwan (37) warga Werdi. Ketiganya dievakuasi setelah sekitar lima jam lebih terombang-ambing bertahan laut pantai Pekalongan.
"Ketiga korban telah dievakuasi dibantu nelayan, SAR dan dari kami, semua selamat," kata Komandan Pos AL Wonokerto, Peltu (Mar) Pukung, saat ditemui di Pos TNI AL Wonokerto, Selasa (7/1/2020) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Awalnya upaya evakuasi coba dilakukan oleh kapal nelayan lainnya. Namun karena gelombang tinggi ditambah derasnya arus sungai yang mengarah ke muara, membuat kapal nelayan yang akan menolong gagal mendekat.
"Beberapa kali kapal nelayan berupaya menolong, namun karena kondisi gelombang membuat kapal nelayan tidak berani lebih mendekat lagi karena berbahaya," jelasnya.
Karena tidak dapat melakukan evakuasi, salah satu nelayan melaporkan ke Pos TNI AL Wonokerto untuk meminta pertolongan guna evakuasi ketiga nelayan tersebut.
"Kejadian jam 11 (siang), kami baru dilaporkan sore. Kami langsung berupaya evakuasi namun saat itu evakuasi kurang maksimal karena cuaca hujan," terangnya.
Beruntung ketiga nelayan itu menggunakan jaket pelampung berwarna oranye. Walaupun kapal yang terbalik sudah karam di bawah permukaan air laut, ketiganya masih tampak terapung dan berhasil dievakuasi.
Sementara itu, juru mudi kapal, Casmian (50) saat ditemui di rumahnya menceritakan peristiwa yang dialaminya itu. Sebelum kejadian, mesin kapal diakuinya tiba-tiba mati.
"Kami bertiga habis melaut. Berangkat pagi pulang siang, tujuan akan lelang ke TPI Jambean. Namun karena cuaca buruk kapal terbalik," kata Casmian.
![]() |
Sebelum kapal hilang kendali dan terbalik, kondisi angin disebutnya cukup besar dan gelombang tinggi. Ditambah dengan derasnya air sungai yang menuju ke lautan.
"Kapal oleng karena gelombang laut besar, ditambah arus sungai yang deras, seperti ditampar sana sini, goyang kemudian terbalik," ungkap Casmian.
Setelahnya Casiman bersama dua rekannya langsung memakai rompi pelampung.
"Sudah tidak bisa apa-apa lagi. Untungnya ada pelampung. Ombaknya besar dari sana sini," ujarnya.
"Alhamdulillah selamat. Sudah gak berpikiran apa-apa kecuali bagaimana caranya bisa sampai daratan," sambung Casmian.
Halaman 3 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini