1 Tewas-1 Kritis di Batur Agung Gunungkidul, Pihak Keluarga Bertemu

1 Tewas-1 Kritis di Batur Agung Gunungkidul, Pihak Keluarga Bertemu

Pradito Rida Pertana - detikNews
Kamis, 02 Jan 2020 19:04 WIB
Pertemuan keluarga terkait tewasnya Paniyati (46) dan terlukanya Suratmin (51) di puncak Batur Agung, Gunungkidul, Kamis (2/1/2020). (Foto: Pradito Rida Pertana/detikcom)
Gunungkidul - Peristiwa tewasnya Paniyati (46) dan terlukanya Suratmin (51) di puncak bukit Batur Agung, Gunungkidul masih dalam penyelidikan polisi. Kedua pihak keluarga masing-masing melakukan pertemuan di rumah almarhumah Paniyati sore ini.

Pantauan detikcom, keluarga Suratmin mendatangi rumah Paniyati di Dusun Sunggingan RT 4 RW 6, Desa Umbulrejo, Kecamatan Ponjong, Gunungkidul sekitar pukul 15.00 WIB. Tampak anak laki-laki Suratmin meminta maaf sembari menangis kepada keluarga Paniyati.

"Rencananya gitu (keluarga Suratmin datang dan mau minta maaf), tapi setelah kamu-kamu (wartawan) pulang, (keluarga Suratmin) mungkin baru mau bilang (berbicara ke keluarga Paniyati). Tidak tahu mau bilang apa," kata kakak ipar Paniyati, Suratno (58) saat ditemui di rumah Paniyati, Kamis (2/1/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Yang jelas, kalau orang Jawa mungkin mau minta maaf, jadi saya tidak bisa bilang banyak ya," sambungnya.


Namun, Suratno belum bisa memastikan apakah pihak keluarganya akan menerima permintaan maaf dari keluarga Suratmin.

"Berhubung saya bukan satu kandung dari almarhum, nantinya yang bertanggung jawab, yang bersangkutan langsung itu yang tunggal satu kandung almarhumah Ibu Paniyati, gitu," ujarnya.

"Jadi saya belum bisa beri kepastian akan dimaafkan langsung atau tidak, terus prosesnya ke depannya mau bagaimana juga belum bisa memastikan. Karena dari sana (keluarga Suratmin) belum kompak ke sini semua," terang Suratno.

Suratno lalu menceritakan momen perginya Paniyati hingga akhirnya ditemukan tewas di puncak bukit Batur Agung, Gedangrejo, Karangmojo. Menurutnya, kejadian itu berawal saat Paniyati hendak mencari pakan ternak Selasa (31/12) sore.

"Jadi kalau hari-hari biasa, dia (Paniyati) bertani, buruh dan merawat seekor sapi. Terus sebelum kejadian itu dia mau berangkat mencari rumput untuk pakan ternak, berangkatnya sebelum (waktu salat) Asar," katanya.

1 Tewas-1 Kritis di Batur Agung Gunungkidul, Pihak Keluarga BertemuKakak ipar Paniyati, Suratno (58) saat ditemui di rumah Paniyati, Kamis (2/1/2020). Foto: Pradito Rida Pertana/detikcom

Rutinitas itu dilakukan Paniyati untuk menghidupi anak bungsunya yang kini duduk di bangku kelas 3 SMK. Sebab, suami Paniyati sudah meninggal dunia.

"Cari pakan, tani, buruh itu soale kan janda statusnya, karena suaminya sudah meninggal," terangnya.


Suratno melanjutkan, memasuki waktu salat Magrib hingga Isya, Paniyati tak kunjung pulang ke rumah. Hal itu membuat keluarga khawatir, terlebih Suratmin yang merupakan tetangga sekaligus kerabatnya juga mengalami hal sama. Hingga akhirnya Paniyati dan Suratmin ditemukan di puncak bukit Batur Agung.

"Terus dicari dan ditemukannya Paniyati (dalam kondisi tewas) itu sekitar jam 8 malam, tapi belum bisa dibawa ke rumah karena langsung diproses aparat (dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda DIY)," ucap Suratno.

Suratno menambahkan, hubungan antara Paniyati dan Suratmin selama ini baik-baik saja. Keduanya hidup layaknya kerabat yang hidup bertetangga.

"Pak Suratmin sama almarhum masih kerabat. Sehari-hari ya biasa, seperti kalau bertemu saling tanya mau ke mana, biasa saja," katanya.

"Jadi tidak ada yang tahu masalah apa, tahu-tahu ada kejadian seperti kemarin. Sudah kan, sudah?," sambung Suratno.


Suratno menyebut meninggalnya Paniyati membuat keluarga merasa sangat kehilangan. Keluarga pun menyerahkan penanganan kasus tersebut kepada polisi.

"Saya kira kasus ini penyelesaiannya bisa langsung dari petugas kepolisian, jadi tidak ada bab-bab dari pihak keluarga sini (Paniyati). Dan dari pihak keluarga tidak menuntut apa-apa, kami ikuti aturan hukum saja," katanya.

"Terus sampai saat ini, dari polisi belum dapat informasi hasilnya gimana, siapa tersangkanya. Jadi dari pihak keluarga masih menunggu hasilnya ini," pungkas Suratno.
Halaman 2 dari 3
(rih/ams)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads