Siapa Pembunuh-Penganiaya 2 Warga di Bukit Batur Agung Gunungkidul

Round-Up

Siapa Pembunuh-Penganiaya 2 Warga di Bukit Batur Agung Gunungkidul

Pradito Rida Pertana - detikNews
Kamis, 02 Jan 2020 07:58 WIB
Lokasi ditemukan kedua korban penganiayaan. (Foto: Pradito R Pertana/detikcom)
Gunungkidul - Tewasnya Paniyati (46), di puncak bukit Batur Agung, Gedangrejo, Karangmojo, Gunungkidul masih menjadi tanda tanya. Begitu pula dengan Suratmin (51), yang ditemukan berada dekat dengan jenazah Paniyati dalam kondisi yang mengenaskan.

Kedua korban yang merupakan warga Dusun Sunggingan RT 4 RW 6, Desa Umbulrejo, Ponjong, Gunungkidul ini diduga menjadi korban penganiayaan. Hal itu dilihat dari sejumlah luka pada tubuh keduanya dan penemuan 2 sabit di TKP.

Ketua RW 6, Desa Umbulrejo, Ponjong, Gunungkidul, Rujito, menjelaskan awal mula kejadian yang terjadi Selasa (31/12). Suratmin berpamitan akan mencari rumput sekitar jam 3 sore. Lokasi kejadian, memang selama ini merupakan tempat warga mencari rumput.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Namun, hingga petang Suratmin tak kunjung pulang. Selain itu warga juga mendapat kabar bahwa Paniyati, tetangga dekat yang juga masih kerabat Suratmim, juga hilang. Warga mulai melakukan pencarian terhadap kedua orang tersebut.

"Setelah itu (pencarian) akhirnya (kedua korban) ditemukan sekitar jam 8 malam di puncak bukit Batur Agung. Sudah ditemukan, keadaan yang satu sudah tidak bernyawa, yang ibu Paniyati. Yang satu masih hidup, tapi merintih kesakitan sambil menggigil," ujarnya.

"Saat ditemukan, posisi keduanya berdekatan, jadi yang perempuan (Paniyati) tengkurap dan yang laki-laki di bawah kaki korban (Paniyati)," sambung Rujito.

Rujito mengungkapkan, proses evakuasi keduanya memakan waktu yang cukup lama. Hal itu karena guyuran hujan dan medan menuju bukit Batur Agung yang sangat terjal.

"Pak Suratmin berhasil dievakuasi jam 11 malam dan Paniyati jam setengah 1 pagi. Memang lama, karena medannya sangat sulit dan ditambah hujan," katanya.


Paniyati mengalami luka di bagian kepala, 2 tusukan di perut, sayatan di leher dan kaki . Sedangkan Suratmin mengalami banyak luka puluhan luka bacok di tubuh dan leher.

Belum jelas siapa pelaku penganiayaan berujung kematian Paniyati tersebut. Suratmin sendiri masih belum bisa ditanya karena kondisnya kritis.


Kemungkinan mereka saling serang sendiri, memang ada dugaan itu. Namun Rujito mengatakan bahwa sejauh ini keduanya tidak terlihat ada persoalan. Selain bertetanga, keduanya juga berkerabat.

"Dan kalau kita lihat dari jauh, keharmonisan sebagai saudara dan tetangga di antara keduanya itu baik," imbuh Rujito.

Adik kandung Suratmin, Karsiyanto, juga menyangsikan dugaan itu meskipun juga tak sepenuhnya secara pasti membantah. "Saya juga tidak tahu ada masalah apa (antara Suratmin dan Paniyati), karena (Suratmin) tidak pernah curhat sama kami," katanya.

Terlepas dari hal tersebut, Karsiyanto mengaku heran dengan kejadian yang dialami oleh kakak kandungnya. Mengingat Suratmin bukanlah orang yang mudah tersulut emosinya.

"Yang jelas, kami dari pihak keluarga masih bingung, dalam arti kok bisa sampai gini. Padahal setahu saya, kakak saya orangnya tidak pemarah, pendiam, dan penakut. Janggalnya disitu," katanya.


Kapolres Gunungkidul, AKBP Agus Setiawan mengatakan, polisi masih melakukan penyelidikan untuk mengetahui penyebab kematian PN dan terlukanya SR. Selain itu, Agus menduga keduanya menjadi korban penganiayaan.

"Karena di TKP ditemukan barang bukti senjata tajam sabit, jadi dugaan awalnya (PN meninggal dan SR luka-luka karena) penganiayaan hingga menyebabkan orang meninggal," katanya saat dihubungi wartawan, Rabu (1/1).


Terkait adanya pelaku lain yang menganiaya kedua orang tersebut, Agus menyebut sementara belum ada bukti yang mengarah adanya pelaku lain dalam dugaan penganiayaan tersebut. Hingga saat ini polisi belum bisa meminta keterangan dari Suratmin yang masih menjalani perawatan di rumah sakit.

"Dari hasil penyelidikan sementara belum ada arah ke situ (ada pelaku lain)," ucapnya.
Halaman 2 dari 3
(mbr/mbr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads