Begini Luka-luka di Tubuh 2 Korban Penganiayaan di Bukit Gunungkidul

Misteri di Bukit Batur Agung

Begini Luka-luka di Tubuh 2 Korban Penganiayaan di Bukit Gunungkidul

Pradito Rida Pertana - detikNews
Rabu, 01 Jan 2020 22:32 WIB
Jenazah Paniyati saat tiba di rumah duka. (Foto: Pradito R Pertana/detikcom)
Gunungkidul - Dua warga ditemukan dalam kondisi mengenaskan di puncak bukit Batur Agung, Gunungkidul. Satu sudah meninggal, satu dalam kondisi kritis. Seperti apa luka-luka yang diderita keduanya?

"Luka Paniyati itu di bagian kepala, perut 2 tusukan, terus di sini (menunjuk bagian leher) seperti ada sayatan tapi tidak dalam, seperti dicakar, sama bagian kaki ada seperti bekas sayatan tapi tidak dalam," kata Ketua RW 6 Dusun Sunggingan, Desa Umbulrejo, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunungkidul, Rujito, Rabu (1/1/2019).


Sedangkan adik kandung Suratmin, Karsiyanto, membeberkan kakaknya mengalami banyak luka tusukan di beberapa bagian tubuh.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di bagian perut, untuk bekas bacokan dihitung kurang lebih ada 30-an bacokan, terus di leher juga ada," kata dia.

Terkait adanya obrolan mengenai siapa pelaku pembacokan terhadap kakak kandungnya tersebut, Karsiyanto mengaku Suratmin belum bercerita kepadanya.


"Saat (Suratmin) masuk ambulans saya yang mendampingi. Selama di dalam ambulans dia merintih-rintih karena bersimbah darah, kalau omongan ke situ (pelaku) belum ada," katanya.

Selain itu, Rujito menambahkan, bahwa warga telah menemukan lagi sebilah sabit di lokasi kejadian.

"Yang pertama (sabit) tadi malam baru satu, ini tadi ketemu 1 lagi di TKP. Jadi sabit itu ada 2, yang satu milik Pak Suratmin dan 1 lagi milik Paniyati," kata dia.


"Nah, yang tadi malam (sabit milik) Paniyati, yang tadi pagi (sabit milik) Pak Suratmin. Ini tadi sabitnya sudah difoto dan dikabarkan ke polisi," imbuhnya. (mbr/mbr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads