Bagi Ali, memperoleh nomor antrean berangkat haji tak semudah membalikkan telapak tangan. Warga Dusun Nglejok, Desa Pelem, Kecamatan Gabus, Grobogan ini butuh waktu 10 tahun untuk mengumpulkan biaya pendaftaran. Itupun bukan menabung di bank, melainkan menyimpan uang recehan di botol bekas air mineral.
Ali pun diantar oleh ayah, ibu dan adiknya mendaftar ke kantor Kemenag Grobogan, Kamis (26/12/2019). Ali menyampaikan keinginan mendaftar haji dan langsung disambut petugas Kemenag dengan ramah. Ali lantas menyodorkan enam botol bekas air mineral yang berisi uang receh miliknya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekitar 3,5 jam petugas Kemenag menghitung uang receh tabungan Ali. Hasilnya, jumlah uang di dalam botol sama dengan hitungan Ali, yakni Rp 6 juta.
Total uang muka mendaftar haji Rp 25 juta. Ali pun telah menyiapkan kekurangannya dengan membawa uang kertas yang didapat dari hasil penjualan seekor sapi.
Sapi itu dibeli Ali sekitar tujuh bulan lalu dengan tabungannya sendiri seharga Rp 13,5 juta. Kemudian sepekan lalu, sapi itu dijual laku Rp 19,5 juta.
"Rp 25,5 juta setoran awal untuk dapat porsi (antrean berangkat haji)," ujar Ali.
Kata orang tuanya, dia masih mempunyai kekurangan pembayaran untuk ongkos naik haji sekitar Rp 20 juta.
"Kata ortu saya (kurangnya Rp 20 jutaan). Belum ada bayangan (cara melunasinya), tinggal ngikutin alurnya saja," tutur Ali.
![]() |
Kembali ke uang receh yang ditabungnya dalam botol bekas air mineral, Ali mengaku ada yang merupakan pemberian orang tua, ada juga hasil dari dia berusaha sendiri. Mulai dari jualan pulsa, menjadi sopir, dan mengabdi di Pondok Pesantren Al Hamdulillah, Desa Kemadu, Kecamatan Sulang, Rembang. Ali tercatat nyantri di pesantren tersebut sejak sembilan tahun yang lalu.
Guna menambah semangat menabung naik haji, Ali juga menempelkan secarik kertas bertuliskan doa agar bisa naik haji di botol bekas air mineral tempat menyimpan uang receh tabungannya.
Lantas, apakah ayah dan ibunya sudah berhaji?
Ali menuturkan jika orang tuanya sudah mendaftar haji pada September 2019 lalu. Dia berharap kelak bisa berangkat ke Tanah Suci bareng kedua orang tuanya.
"Belum ngecek (tahun berangkat haji). Kalau bapak-ibu sekitaran tahun 2043, semoga bisa barengan," harapnya.
Pria yang sehari-harinya berada di Rembang ini juga mengaku pengalamannya menyimpan uang di botol sampai akhirnya bisa berguna untuk mendaftar haji adalah hal yang berkesan.
"Seru pastinya. Hal kecil bila dilakukan, tak menjadi beban tentu," pungkas Ali.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini