Mereka memenuhi halaman Masjid Agung jelang waktu salat zuhur, Kamis (26/12/2019). Hingga pukul 13.00 WIB, aksi menonton fenomena gerhana matahari masih berlangsung. Pengamatan dilakukan hingga 14.30 WIB.
Pantauan di lokasi, pengamatan dilakukan sejak pukul 10.57 WIB hingga pukul 14.30 WIB. Lajnah Falakiyah NU Kudus, Ma'had Aly Tasywiquth Thullab Salafiyyah (TBS) Kudus dan Masjid Agung bekerja sama melakukan praktik pengamatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Mereka memanfaatkan lensa teleskop dan menggunakan kacamata lensa film. Sejumlah warga yang hendak jemaah salat zuhur atau selepas salat, pun ikut melihat. Mereka meminjam kacamata khusus tersebut.
Sementara penyelenggara juga menyediakan layar monitor khusus yang disambungkan dengan kamera khusus yang merekam fenomena matahari. Usai salat zuhur, diadakan pula salat gerhana matahari.
Ketua LFNU Kudus, Azhar Lathif Nasiran, menjelaskan pihaknya melakukan praktik pengamatan matahari cincin. "Melakukan pengamatan matahari cincin. Di Kudus ini parsial," kata Azhar ke media di lokasi.
Hasil pengamatan dilihat dari pukul 10.57 WIB, gerhana matahari terlihat. Meski terhalang mendung, pada pukul 12.50 WIB yang merupakan puncaknya, matahari terpantau 68%-70%.
"Bisa dilihat dengan jelas. Jangan dengan mata telanjang atau secara langsung. Akan berlangsung 3 jam 30 menit. Berakhir sekitar pukul 14.30 WIB," terang dia.
![]() |
Afriani Susanti, seorang warga yang terlihat ikut melihat fenomena gerhana matahari mengaku dia mengajak anaknya melihat gerhana. "Mengenalkan anak dengan fenomena alam. Seperti apa gerhana matahari," kata Afriani bersama putranya. (mbr/sip)